Situs Era Kelasik di Sukoraharjo

Judul: 

Jejak yang Menghilang: 

Dugaan Keberadaan Candi, Pasar Kuno, dan 

Penemuan Uang Gobok 

di Desa Sukoraharjo, Kepanjen

Penulis: Agung Cahyo Wibowo

Tahun: 2017

---

 

Abstrak

Penelitian ini mengkaji indikasi arkeologis dan historis mengenai jejak peradaban kuno di Desa Sukoraharjo. Berdasarkan laporan warga, dokumen historis, dan observasi langsung, ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya peninggalan masa kerajaan, termasuk dugaan keberadaan candi yang kini telah hilang, jejak pasar kuno, serta penemuan mata uang gobok. Kajian ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengkaji kemungkinan nilai historis dan budaya situs tersebut serta pentingnya konservasi dan penelitian lanjutan.

---

 

1.     Pendahuluan

Di tepi sungai Brantas Desa Sukoraharjo Kecamamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, secara geografis memiliki potensi arkeologis yang belum sepenuhnya tergali. Sejumlah laporan warga menyebutkan adanya struktur kuno yang diduga merupakan bagian dari kompleks percandian, serta penemuan benda-benda bersejarah. Sayangnya, sebagian besar bukti fisik sudah tidak dapat ditemukan kembali, menyisakan jejak-jejak yang harus dikaji secara ilmiah.

---

2.     Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

• Wawancara dengan saksi mata dan warga setempat
• Dokumentasi visual dan deskriptif terhadap lokasi-lokasi temuan
• Analisis literatur dan data sejarah lokal
• Observasi langsung terhadap gejala fisik di lokasi (misalnya: getaran, pohon besar tumbang, struktur tanah)

---

3.     Temuan dan Pembahasan

3.1    Dugaan Keberadaan Candi

Beberapa warga melaporkan pernah melihat struktur berbentuk candi di wilayah tertentu, yang kini telah menghilang. Lingga-yoni berukir yang sempat ditemukan kemudian dipindahkan namun akhirnya juga hilang, menimbulkan pertanyaan besar akan keberadaan artefak penting tersebut. Dokumentasi foto dan laporan saksi mata menjadi bukti tidak langsung yang krusial.

3.2    Tanda-tanda Keberadaan Pasar Era Kerajaan

Salah satu temuan mengejutkan adalah keberadaan pohon besar berusia ratusan tahun yang tumbang, dengan diameter mencapai 2,5 meter, berada tepat di area yang diduga sebagai bekas pasar. Keberadaan pohon ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut telah lama tidak digarap atau dijadikan pemukiman baru, membuka kemungkinan fungsinya di masa lalu. Penulis juga mencatat adanya fenomena getaran aneh di lokasi tersebut yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah, memberikan dimensi metafisik yang layak dikaji lebih lanjut dengan pendekatan multidisipliner.

3.3    Penemuan Uang Gobok

Seorang tukang dilaporkan menemukan sejumlah besar uang gobok saat menggali fondasi rumah di dekat lokasi pasar kuno. Temuan ini didokumentasikan secara visual dan tertulis. Uang gobok merupakan alat tukar yang umum digunakan pada masa kerajaan Islam di Nusantara, yang memperkuat dugaan keberadaan pasar aktif di masa lalu di lokasi tersebut.

---

4.     Interpretasi Historis

Kehadiran struktur percandian, pasar besar, dan alat tukar seperti uang gobok menunjukkan adanya aktivitas sosial-ekonomi yang signifikan di Desa Sukoraharjo pada masa lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah ini mungkin merupakan bagian dari jalur perdagangan penting atau pusat kegiatan komunitas tertentu pada era kerajaan.

---

5.      Kesimpulan dan Rekomendasi

Temuan ini penting untuk mendorong penelitian arkeologis lebih lanjut di Desa Sukoraharjo. Pemerintah daerah dan instansi pelestarian budaya perlu melakukan ekskavasi ilmiah dan konservasi berbasis komunitas guna mencegah hilangnya warisan sejarah lebih lanjut. Penulis juga merekomendasikan kajian multidisipliner (arkeologi, geologi, dan antropologi) untuk memahami getaran misterius yang tercatat.

---

Daftar Pustaka

• Soekmono, R. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.
• Timbul Haryono. (2000). Arkeologi dan Sejarah Kebudayaan.
• Wawancara warga dan dokumentasi lapangan oleh penulis, 2024.
•