Arti kata Tumapel

 


Oleh : Agung Cahyo Wibowo


Kerajaan Tumapel berada di lereng Gunung Kawi


Latar Belakang

Latar belakang asal usul nama Tumapel di Malang Raya memiliki akar yang dalam pada kejayaan Kerajaan Singhasari. Tumapel adalah nama sebuah wilayah yang menjadi penting dalam sejarah politik dan pemerintahan Jawa Timur pada abad ke-13.

Tumapel menjadi terkenal karena merupakan tempat di mana Sang Rajasa Awurnabumi (Ken Angrok), seorang pendiri Dinasti Singosari pada tahun 1222 Masehi, ini mendapat gelar dengan gelar Rangga Rajasa Sang Girinathaputra. Pada awalnya, kerajaan bawahan yang berada di sekitar Gunung Kawi, di bawah kekuasaan Kerajaan Panjalu, berhasil mengalahkan pasukan Panjalu yang rajanya bernama Kertajaya dalam pertempuran yang terjadi di desa Ganter. Kemenangan ini membuka jalan bagi Sang Rajasa Awurnabumi untuk mendirikan kekuasaan baru menjadi Kerajaan Tumapel yang didukung oleh Brahmana dari Tumapel dan Brahmana dari Panjalu serta rakyat Tumapel. Kerajaan Tumapel kemudian menjadi pusat pemerintahan dan menciptakan landasan bagi pembentukan raja di wilayah Nusantara.

Penggunaan nama Tumapel sendiri mungkin berasal dari peristiwa bersejarah yang terjadi di wilayah tersebut, yang memiliki makna dan konotasi historis yang dalam di perjalan Tumapel pada masa itu.


Arti kata "TUMAPEL" berdasarkan Kamus

1

 

Tu-mapěl :

Mapêl-uk (mapél) : ngrangkul, ukêl.
Kamus : Têmbung Kawi Mawi Têgêsipun, Wintêr, 1928, #1506

Mapěluk : pěluk, luasnya; besarnya; tikungan; belokan;
apěluk memeluk; berbelit-belit; membelit.
Kamus : Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.

Tafsir Tumapel berdasarkan kata

mapěl : Ngrangkul / ukel

Pada umumnya, wilayah kerajaan bawahan dalam sistem pemerintahan memiliki otonomi dan tidak selalu terikat secara kuat pada pusat kekuasaan. Mereka bisa memiliki struktur pemerintahan sendiri dan menjalankan urusan dalam wilayahnya masing-masing, meskipun masih mengakui otoritas pusat sebagai simbol legitimasi dan perlindungan.

2


Tuma (tumO) : kn. itik ki. ar. kewan cilik-cilik sok manggon ing rambut.
Kamus : Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.

pèl (pƐl) : I kn. gombal lsp. ditêlêsi dianggo ngrêsiki jobin lsp di-[x]: dirêsiki nganggo pèl. II kn: 1 wilangan lêmbaran dluwang 2 dluwang kang dianggo nggaringake tulisan mangsèn di-[x]: digaringake nganggo dluwang pèl. III (ut. pèl-pulisi) pc: pulisi sing manganggo cara sêrdhadhu.
Kamus : Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.

Tafsir Tumapel berdasarkan kata

Tuma + pel : Kewan cilik-cilik sok manggon ing rambut - dirêsiki

Wilayah kerajaan kecil yang diibaratkan seperti "duri dalam daging" atau "batu sandungan" yang akhirnya harus dibersihkan oleh maha raja.

Merujuk pada istilah dalam bahasa Jawa yang dikenal sebagai "Tuma + pel". Istilah ini mengacu pada wilayah kecil atau daerah yang cenderung memberikan masalah atau konflik kepada penguasa pusat, daerah yang memberi masalah kekuasaan maha raja adalah wilayah yang terletak di perbatasan kerajaan atau di wilayah pedalaman yang sering kali sulit untuk dikuasai atau dikendalikan oleh penguasa pusat. Wilayah-wilayah seperti ini sering menjadi sumber ketegangan atau konflik baik dengan wilayah tetangga maupun dengan penguasa pusat sendiri.

Maka dari itu, istilah "dibersihkan oleh maha raja" merujuk pada upaya penguasa pusat untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yang timbul dari wilayah-wilayah kecil seperti ini. Upaya tersebut bisa berupa tindakan militer untuk menaklukkan wilayah tersebut.

3


Tumapêh
Tumapêh (tumapah) : anggodha.
Kamus : Têmbung Kawi Mawi Têgêsipun, Wintêr, 1928, #1506

Tafsir Tumapel berdasarkan kata

Tumapêh : anggodha.

Wilayah kerajaan kecil yang dianggap mengodha, atau mengganggu, di wilayah kekuasaan maha raja sering disebut sebagai "kerajaan sengkala." Istilah ini merujuk pada wilayah kecil yang, meskipun memiliki otonomi lokal, cenderung melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu atau menantang kekuasaan pusat.


4


tapêl (tapƏl) : rêkêt, tala, lapis, popok, bêle;
[têtapêl]: rakêtan; [napêl]: lumapis; [tapêl watês]: prasadapa.
Kamus : Bausastra: Jarwa Kawi, Padmasusastra, 1903, #11.

tapêl (tap|l) : I kn. 1 wêsi lsp. sing dirakêtake ing pêthi lsp. supaya kukuh; 2 (ut. [x]-tracak) wêsi sing dilapisake ing tracak; 3 (rakêtan ki) tamba sing diusarake ing wêtêng; isih mambu [x] pc. isih cilik (nom); di-[x]. 1 dilèrèki patri lsp. tmr. apa-apa sing borot; 2 (di-[x] lintah) ditèmplèki (sarta dicokot) ing lintah; di-[x]-i. 1 didokoki blêbêd wilahan wêsi lsp; 2 ditrapi tapêl-tracak; 3 (dirakêti ki) diusari ing tapêl (tamba). II kn. rêca ut. wong-wongan sing digawe lêmpung lsp. dicithak.
Kamus : Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.

tapěl : arca; patung; topeng. manapěl, menempel; tumapěl melekat; patapělan permainan topeng.
Kamus : Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.

Tafsir Tumapel berdasarkan kata

tapêl (tapƏl) : rêkêt / wêsi sing dilapisake ing tracak

Wilayah maha raja dengan memiliki banyak desa-desa yang tersebar di daerah geografis tertentu sering disebut sebagai "tapal kuda." Istilah ini mengacu pada wilayah yang dikelilingi oleh desa-desa atau pemukiman-pemukiman yang terletak di sepanjang jalur atau rute yang membentuk pola seperti tapal kuda.

Selain itu, tapal kuda juga dapat memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan dan pertahanan wilayah kekuasaan maha raja. Kehadiran desa-desa di sepanjang jalur ini dapat membantu dalam pengawasan terhadap pergerakan musuh atau gangguan dari luar, serta memudahkan koordinasi dan mobilisasi pasukan dalam situasi darurat atau konflik.

Dalam pengelolaan administratif, tapal kuda sering kali menjadi fokus perhatian pemerintah pusat karena pentingnya dalam menjaga stabilitas dan keamanan wilayah kekuasaan. Oleh karena itu, penanganan dan pembangunan wilayah tapal kuda menjadi bagian penting dari kebijakan pemerintah untuk memastikan keberlangsungan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.








-----oOOo-----






0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

edisi kusus

edisi kusus
Klik gambar... untuk melihat cerita, silsilah, foto keluarga Darmoredjo