-1-
Masa KECIL (tahun 1970-an)
Agung Cahyo Wibowo, putra asli Kepanjen-Malang yang lahir dan tumbuh dalam keluarga sederhana dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan kebersamaan. Ayahnya adalah seorang guru, sosok yang tegas tetapi penuh kasih sayang, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang selalu menjadi penopang keluarga dengan kelembutannya. Sebagai anak ragil dari tiga bersaudara, Agung memiliki seorang kakak laki-laki, yang biasa dipanggil anak mbarep, dan memiliki seorang kakak perempuan.
Masa kecil Agung diwarnai dengan kasih sayang ibu dengan pendidikan sederhana yang penuh makna. Meskipun keluarga mereka tidak tergolong kaya, kehidupan di Jalan Welirang 29 Kepanjen, Rumah yang ditempati adalah warisan dari mbah putri Rukmini, terletak dijalan depan pasar besar, telah banyak mengikuti cerita kisah
Kepanjen
.
![]() |
foto Keluarga |

2. Cerita Proboretno
3. Cerita desa Jenggolo
4. Cerita mbah Rekso
5. Cerita Den Bagus Sapu Jagat
6. Ketek Ogleng
Atap rumah juga menggunakan bahan sederhana, yakni bambu preng petung yang dijadikan lonjoran untuk usuk dan reng. Bambu ini sebelumnya direndam dalam air selama waktu yang cukup, sebuah teknik tradisional untuk memperkuat dan memperpanjang daya tahan bahan tersebut. Meski sederhana, atap ini terbukti kuat dan fungsional.
Tanpa dukungan material modern, rumah ini telah berdiri kokoh selama lebih dari 50 tahun, tetap stabil tanpa retak sedikit pun. Kenangan tentang proses pembangunan ini menjadi saksi keahlian masyarakat jaman dahulu dalam memanfaatkan sumber daya lokal dengan cara yang bijaksana dan penuh perhitungan, menghasilkan konstruksi yang efisien, tahan lama, dan tetap berediri.
Jelajah Sungai dan Persahabatan
Namun, ada sisi lain dari hidup Agung kecil yang sangat berbeda, punya kelompok petualangan bersama teman-teman sekampungnya.
Kelompok kecil itu terdiri dari Muklis, Roji, Sentot, Supri-Gatol, Darmaji, Men, Didin, dan Teguh. Mereka adalah teman sebaya yang tinggal di Jalan Welirang, Kepanjen. Bersama mereka, membentuk semacam tim penjelajah kampung. Dengan alat-alat sederhana seperti cangkul kecil, linggis sedang, dan ransel berisi bekal dari rumah, untuk menyusuri pekarangan atau menyusuri sungai sekitar kampung.
1. Permainan Lompat Tali karet
2. Permainan Englek
3. Permainan Bek-Tor
4. Permainan Kasti Kereweng
5. Permainan Tolop bambu
6. Permainan Cetoran Bambu
7. Main Pris-prisan (ada yang judi)
8. Main Kelereng (ada yang gendiran dan ada yang judi)
9. Main Umbulan (ada yang judi)
0 komentar anda:
Posting Komentar