Jejak Sejarah Pecinan Kepanjen

Lahirnya Chineesche Burgerwacht di Malang


Malang, 28 Januari 1942 – Sebuah catatan sejarah menarik ditemukan dalam koran Soerabaijasch Handelsblad edisi 2 Februari 1942. Artikel tersebut mengulas pembentukan Chineesche Burgerwacht (Penjaga Sipil Tionghoa) pertama di wilayah Malang, yang menandai tonggak penting dalam sejarah sosial dan keamanan masyarakat Tionghoa di daerah Kepanjen, Malang Selatan.

Dari Pasar Sawunggaling ke Pasar Besar

Jejak sejarah ini tak hanya mencatat aspek keamanan, tapi juga menggambarkan dinamika sosial ekonomi pada masa itu. Pada tahun 1926, Malang mengalami perubahan besar dengan dibukanya Pasar Besar Baru, yang menggantikan Pasar Lapangan Sawunggaling (kini dikenal sebagai Jalan Sultan Agung).
Perpindahan pusat perdagangan ini turut menggerakkan arus pendatang, terutama etnis Tionghoa, dari Blitar, Surabaya, dan Malang sendiri. Mereka datang untuk menetap dan membuka toko di sepanjang lintasan jalan Malang-Blitar, yang kemudian dikenal sebagai Jalan Pecinan.

Nama jalan ini mengalami beberapa kali perubahan: dari Jalan Pecinan, menjadi Jalan Pahlawan setelah penyerahan Belanda pada tahun 1950, dan kini dikenal sebagai Jalan Ahmad Yani.

Lahirnya Chineesche Burgerwacht

Pada hari Rabu, 28 Januari 1942, korps Chineesche Burgerwacht resmi dibentuk di Kepanjen. Pembentukan ini merupakan hasil pertemuan antara pejabat lokal, yaitu Patih Malang Mas Soerojo, Wedono Kepanjen Raden Istomo, Anggota Dewan Residen Mr. Tan Sik Hie, dan seorang perwira polisi lapangan.

Korps ini terdiri dari 70 pria Tionghoa dewasa yang mengenakan seragam abu-abu dan diberi identitas resmi. Organisasi ini diberi nama P.P.M. (Pembantu Penjagaan Malem) dan bertugas sebagai pengawal malam (semacam Satpam sukarela). Mereka membentuk formasi dan melakukan patroli rutin setiap malam di wilayah Kepanjen.

Mr. Tan Sik Hie dan Raden Soewarlo (asisten wedono) ditunjuk sebagai komandan utama, sementara beberapa komandan tim lainnya telah ditunjuk untuk memimpin delapan tim patroli.
Tugas Lebih dari Sekadar Keamanan

Tak hanya bertugas menjaga keamanan malam, Chineesche Burgerwacht juga bekerja sama dengan kelompok L.8.D. dalam tugas-tugas sosial seperti:
  • Pemadaman kebakaran
  • Penyelamatan korban pemboman
  • Membersihkan puing bangunan yang runtuh

Korps ini menjadi organisasi pertama sejenis di wilayah Karesidenan Malang. Semangat dan kesigapan mereka menjadi bukti komitmen masyarakat Tionghoa lokal terhadap ketertiban dan solidaritas sosial, serta mendapat dukungan penuh dari pemerintahan setempat.
Warisan yang Terlupakan

Lahirnya korps ini merupakan refleksi zaman—saat masyarakat sipil bahu membahu menjaga keamanan dan stabilitas sosial. Meski kini tinggal dalam arsip-arsip tua, kisah ini tetap relevan untuk menggambarkan semangat gotong royong lintas etnis di masa sulit.


Alih Bahasa Belanda ke Indonesia :
Koran Soerabaijasch Handelsblad, 
edisi 2 Februari 1942
Penulis : Agung Cahyo Wibowo

0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO
PILIH JUDUL DIBAWAH INI :