JEJAK STRUKTUR BANGUNAN DAN GUA RITUAL
DI KELURAHAN PENARUKAN.
TINJAUAN ARKEOLOGIS DAN SOSIAL BUDAYA
Penulis: Agung Cahyo Wibowo
Institusi: Independen
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap temuan pertama arkeologis yang menunjukkan jejak struktur bangunan kuno dan ruang ritual di Kelurahan Penarukan. Melalui pendekatan kualitatif, data diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara dengan saksi lokal. Hasil studi menunjukkan adanya tembok bata besar yang tertimbun di area persawahan serta gua yang diyakini pernah menjadi tempat ritual dan sumber air. Temuan ini memberikan gambaran awal mengenai kehidupan sosial, sistem kepercayaan, serta pemanfaatan ruang pada masa lalu.
Kata kunci: Penarukan, arkeologi, tembok bata, Gua Urung-urung, sumber air, ritual
1. Pendahuluan
Wilayah Kelurahan Penarukan menyimpan potensi tinggalan arkeologis yang belum banyak dieksplorasi. Penemuan struktur bata besar dan sebuah gua yang disebut "Sumber Urung-urung" memberikan indikasi adanya aktivitas pemukiman dan ritual pada masa lampau. Studi ini mencoba merekonstruksi fragmen kehidupan masa lalu berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat dan hasil observasi lapangan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung di lapangan dan wawancara terhadap narasumber lokal. Dokumentasi foto dan audio turut dilibatkan untuk memperkuat data. Wawancara dilakukan dengan warga yang memiliki pengetahuan historis atau pernah berinteraksi langsung dengan temuan tersebut.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Temuan Struktur Bata di Sawah Bran
Di wilayah yang kini dikenal sebagai Sawah Bran, ditemukan struktur bangunan berupa tembok bata berukuran besar yang tertimbun cukup dalam. Menurut keterangan seorang warga yang berprofesi sebagai pembuat bata merah, tembok tersebut ditemukan saat penggalian tanah sedalam ±1,5 meter. Struktur tembok memanjang dengan orientasi utara-selatan. Di sisi barat tembok, ditemukan pula sejumlah besar uang gobog, yang biasanya berkaitan dengan praktik spiritual atau persembahan.
3.2 Penemuan Gua "Sumber Urung-urung"
Sekitar 200 meter di sebelah timur tembok tersebut, terdapat gua bernama "Sumber Urung-urung".
Berdasarkan penuturan almarhum Mbah Lahuri, gua ini memiliki batu-batu berbentuk tempat duduk dan meja, yang menunjukkan fungsinya sebagai tempat bertapa. Selain sebagai ruang ritual, gua ini juga menjadi sumber air bagi perkampungan di sekitarnya pada masa lalu. Temuan ini memperkuat asumsi tentang pentingnya gua dalam struktur kehidupan spiritual masyarakat setempat.
4. Kesimpulan
Temuan struktur bata besar dan Gua Urung-urung di Kelurahan Penarukan menunjukkan adanya aktivitas keagamaan dan pemukiman masa lalu yang cukup kompleks. Keberadaan tembok dan uang gobog mengindikasikan adanya struktur yang memiliki nilai sosial atau spiritual tinggi. Gua tersebut juga menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat, baik sebagai ruang meditasi maupun sumber air utama. Kajian lanjutan dan ekskavasi sistematis perlu dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai sejarah wilayah ini.
5. Daftar Literasi
Dwi Cahyono. (2018). Arkeolog, Wawancara Lapangan di Dusun Legok, Ardirejo.
Mbah Lahuri, Sesepuh Desa, Tinggal di jalan Getek
-
Tim Peneliti Museum Kepanjen. (n.d.). Dokumentasi Temuan Lapangan di Malang Selatan.
0 komentar anda:
Posting Komentar