Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan belum berakhir. Belanda berusaha kembali menjajah Indonesia melalui berbagai cara, salah satunya dengan melancarkan agresi militer. Wilayah Malang menjadi salah satu pusat pertempuran penting yang menunjukkan semangat juang rakyat dan tentara Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
1. Serangan Awal Belanda di Malang Utara
Perlawanan di Arjosari dan Blimbing
2. Pertempuran di Kota Malang
Pengkhianatan dan Balasan
Pertempuran di Stasiun Kepanjen (1947)Berdasarkan penuturan informan yang dikenalkan oleh Mbah Brintik, diketahui bahwa pernah terjadi peristiwa serangan gerilya bersenjata terhadap rombongan tentara Belanda di sekitar Stasiun Kepanjen. Menurut kesaksian penduduk setempat, pada saat kejadian mereka memilih bersembunyi di dalam rumah akibat situasi yang mencekam. Peristiwa tersebut tidak disaksikan secara langsung, melainkan hanya terdengar suara rentetan tembakan dan beberapa kali ledakan. Serangan oleh kelompok gerilyawan tersebut diperkirakan berlangsung selama kurang lebih dua jam. Berdasarkan informasi yang beredar setelah kejadian, terdapat korban jiwa dan luka dari kedua belah pihak yang terlibat.
Penutup: Warisan Perjuangan
Kisah perjuangan rakyat Malang bukan sekadar cerita heroik, tapi cermin semangat pantang menyerah, solidaritas, dan kecintaan terhadap tanah air. Dengan segala keterbatasan, mereka melawan penjajah yang jauh lebih kuat dan terorganisir.
Sejarah ini bukan hanya untuk dikenang, tapi menjadi pelajaran bagi generasi penerus bangsa: bahwa kemerdekaan adalah hasil dari darah, air mata, dan pengorbanan, bukan pemberian. Tugas kita sekarang adalah menjaga semangat itu tetap hidup demi Indonesia yang lebih adil dan merdeka.
Catatan:
- Koran Belanda "Soerabaijasch Handelsblad", 19
- Cerita ini dirangkum dari penuturan masyarakat
- Arsib lokal, tersimpan di museum Kepanjen.
0 komentar anda:
Posting Komentar