Kepanjen, Malang – Di balik deretan tokoh besar dalam sejarah kemerdekaan dan pembangunan Indonesia, nama Soebandrio berdiri sebagai sosok yang penuh tekad, intelektual, dan keberanian. Lahir di Kepanjen, Malang Selatan pada 15 September 1915, Soebandrio tumbuh menjadi pribadi tangguh yang mencetak jejak kuat di bidang kesehatan, diplomasi, hingga militer.
Awal Karier : Dokter yang Berbalik Arah
Tahun 1942, di tengah pendudukan Jepang, Soebandrio menempuh pendidikan kedokteran di Jakarta. Namun, idealismenya membuat ia menolak tunduk kepada kekuasaan asing. Ia pun meninggalkan jabatannya sebagai asisten ruang operasi di Rumah Sakit Sipil Pusat Jakarta.
Menolak diam, ia kemudian membuka klinik swasta di Semarang, yang tidak hanya menjadi tempat praktik, tetapi juga simbol perlawanan terhadap penjajahan.
Dari Politik Lokal ke Diplomasi Global
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Soebandrio terjun lebih dalam ke dunia politik. Namun, ketika Semarang jatuh ke tangan Belanda, ia pindah ke Surakarta dan menjabat dalam beberapa posisi penting, termasuk di Kementerian Penerangan dan sebagai Sekretaris Jenderal.
Karier diplomatiknya dimulai pada 1947, ketika ia dikirim ke Belanda dan kemudian menjadi wakil Republik Indonesia di London. Dari sana, karier internasionalnya melejit: ia diangkat sebagai duta besar Indonesia untuk Uni Soviet, memperkuat posisi Indonesia di tengah ketegangan Perang Dingin.
Pemanggilan Bung Karno: Kembali ke Jakarta
Pada 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke tanah air. Ia diberi amanah sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, lalu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, dan akhirnya Wakil Perdana Menteri pada era Kabinet Dwikora I.Peran Ganda: Menteri, Intelijen, hingga Panglima Operasi
Tak hanya menjadi ujung tombak diplomasi Indonesia, Soebandrio juga dipercaya memegang tiga jabatan penting secara bersamaan:
- Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri
- Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI)
- Anggota Komando Operasi Tertinggi (KOTI)
Dedikasi Total Seorang Patriot
Meski pernah disorot kontroversi politik di masa-masa akhir kariernya, tak bisa dipungkiri bahwa Soebandrio merupakan sosok berpengaruh dalam pembentukan dan pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia pada era awal kemerdekaan.
Dengan hati yang penuh cinta pada tanah air, Soebandrio mencurahkan hidupnya untuk kemajuan bangsa, mulai dari ruang operasi rumah sakit hingga panggung internasional. Ia adalah wajah dari perjuangan intelektual dan diplomatik Indonesia yang tak gentar di bawah tekanan global.
Catatan Penutup
Jejak Soebandrio mengajarkan bahwa patriotisme tak hanya ditempuh dengan senjata, tapi juga melalui pena, diplomasi, dan strategi intelijen. Dari Kepanjen yang tenang, lahirlah seorang tokoh yang mengguncang panggung internasional demi merah putih.
Reverensi
0 komentar anda:
Posting Komentar