EKSKAVASI SEJARAH KEPANJEN, KABUPATEN MALANG,
SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL
Penulis: Agung Cahyo Wibowo
Lembaga: Independen
Lokasi Ekskavasi : Dusun NgudiAsih, desa Kedungpedaringan dan desa Penarukan Kepanjen, Malang
Abstrak
Penelitian ini merupakan hasil dari proses penggalian sejarah Kepanjen, Kabupaten Malang, yang dilakukan secara mandiri dan intensif selama hampir 13 tahun. Hasil ekskavasi data menunjukkan adanya temuan-temuan signifikan berupa artefak, bangunan bersejarah, serta kesaksian hidup yang mengindikasikan eksistensi peradaban kuno yang berkembang di kawasan ini. Penemuan patung Buddha, bangunan suci, serta kisah mistis terkait benda pusaka menjadi indikasi kuat bahwa Kepanjen memiliki peran penting dalam sejarah budaya dan spiritual di masa lampau. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman sejarah lokal, tetapi juga menjadi panggilan untuk pelestarian dan revitalisasi warisan budaya yang nyaris terlupakan.
Kata Kunci: Kepanjen, sejarah lokal, arkeologi, artefak, budaya Malang, pelestarian sejarah.
HISTORICAL EXCAVATION OF KEPANJEN, MALANG REGENCY,
AS AN EFFORT TO PRESERVE LOCAL CULTURE
Author: Agung Cahyo Wibowo
Institution: Independent
Excavation Sites: NgudiAsih Hamlet, Kedungpedaringan Village, and Penarukan Village, Kepanjen, Malang
Abstract
This research is the result of an independent and intensive historical excavation of Kepanjen, Malang Regency, conducted over nearly 13 years. The excavation has uncovered significant findings in the form of artifacts, historical buildings, and living testimonies that indicate the existence of an ancient civilization that once thrived in this area. The discovery of Buddha statues, sacred structures, and mystical stories related to heirlooms strongly suggests that Kepanjen played a vital role in the cultural and spiritual history of the past. This research not only enriches the understanding of local history but also serves as a call for the preservation and revitalization of a cultural heritage that is on the verge of being forgotten.
Keywords: Kepanjen, local history, archaeology, artifacts, Malang culture, historical preservation.
Pendahuluan
Kepanjen, yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Malang, menyimpan banyak jejak peradaban masa lampau yang belum sepenuhnya tergali dan terdokumentasikan secara akademik. Selama lebih dari satu dekade, penulis telah melakukan proses eksplorasi dan dokumentasi yang melibatkan observasi langsung, wawancara dengan saksi sejarah, serta peninjauan terhadap lokasi-lokasi yang diduga merupakan situs peninggalan budaya. Studi ini bertujuan untuk menggali informasi tersembunyi tentang masa lalu Kepanjen dan mengangkatnya sebagai bagian dari narasi besar sejarah Malang Raya.
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode:
Etnografi Historis: Mendokumentasikan kisah-kisah lisan dari para saksi yang kini berusia lanjut.
- Observasi Lapangan: Peninjauan langsung terhadap lokasi-lokasi peninggalan sejarah di Kepanjen.
- Studi Artefak: Kajian terhadap temuan fisik seperti patung Buddha, tembok, tempat suci, serta barang-barang pusaka.
- Dokumentasi Arsip & Media: Menelusuri catatan lama, berita, serta dokumen desa dan masyarakat sekitar.
Hasil Penelitian
1. Temuan Artefaktual
- Patung Buddha Gundul ditemukan pada tahun 2010 di barat Sungai Brantas pada kedalaman 3 meter.
- Bangunan tempat tinggal kuno, tembok pembatas, dan struktur tempat suci ditemukan dalam berbagai penggalian terbatas.
- Bukti bahwa situs-situs tersebut telah tertimbun kembali karena tidak adanya tindak lanjut dari pihak berwenang.
- Wawancara dilakukan dengan individu berusia 60 tahun ke atas, yang semasa muda pernah melihat penggalian atau mengetahui peristiwa penggalian dan penimbunan kembali candi dan artefak era klasik.
- Kesaksian ini menjadi penguat bahwa aktivitas budaya dan peradaban telah berlangsung intens di masa lalu.
3. Kisah Mistis dan Sosial
- Ditemukan narasi lokal tentang pemilik patung emas berbentuk ayam dan cincin batu akik yang mengalami kejadian misterius pasca penjualan artefak.
- Keturunan pemilik tersebut menderita gangguan mental, menjadi bagian dari kepercayaan lokal bahwa peninggalan sejarah sakral tidak boleh diperjualbelikan.
Pembahasan
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Kepanjen memiliki sejarah yang kaya akan nilai spiritual, politik, dan budaya. Patung Buddha dan struktur bangunan suci menunjukkan pengaruh peradaban Hindu-Buddha di wilayah ini, yang dapat dikaitkan dengan masa Kerajaan Kanjuruhan atau Singhasari. Ketidakterlibatan aparat desa dan lembaga resmi dalam melindungi situs sejarah mencerminkan lemahnya kebijakan pelestarian budaya lokal. Narasi mistis seputar artefak juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal memiliki penghormatan tinggi terhadap benda pusaka, meskipun seringkali tidak dibarengi dengan pemahaman arkeologis yang memadai.
Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengungkap sebagian kecil dari warisan besar sejarah Kepanjen yang selama ini tersembunyi. Temuan artefak dan narasi sejarah lokal memberikan peluang besar untuk mengembangkan studi sejarah lokal yang lebih luas dan berbasis bukti. Diperlukan kolaborasi antara masyarakat, peneliti, dan pemerintah daerah untuk menyelamatkan dan melestarikan situs-situs bersejarah di Kepanjen, agar kekayaan budaya ini dapat diwariskan secara bermartabat kepada generasi yang akan datang.
Daftar Sumber Informasi
Kunjungan ke Lokasi langsung :
- Penulis dan Bapak Dwi Cahyono, Arkeolog Malang (UM), wawancara tahun 2019
- Mbah Yatno, umur 81, datang ke lokasi Penarukan, mantan RT. setempat, "memberi hadia Bata yang ada di Lokasi"
Wawancara dengan sesepuh Desa :
- Mbah Lahuri, umur 110, Lahir Penarukan, alamat : jalan Getek, Penarukan, Kepanjen, wafat 2017.
- Mbah Supandri, Umur 92, Lahir Penarukan, alamat : jalan Getek, Penarukan Kepanjen, wafat 2018
- Bapak Heri Wahyudi, Umur 68, Lahir Penarukan, alamat : Mentaraman, Penarukan Kepanjen,
0 komentar anda:
Posting Komentar