Watak Tugaran (4)






4.1. Kesimpulan

Dari Analisa Data diatas peta salah satu problem yang sulit dipecahkan adalah perihal batas wilayahnya, sehingga upaya dilakukan semata-mata berdasarkan asumsi atas data yang dapat diperoleh. Tentang informasi keberadaan "Watak Tugaran", dapat diperoleh berdasarkan penemuan baru benda sejarah, folklor masyarakat lokal, dan literasi perpustakaan baik melalui buku atau sumber internet, 


Nama "Tanggaran" berubah menjadi "Tugaran" dan akhirnya menjadi "Tegaron" dalam konteks perkembangan bahasa Jawa yang alami, karena beberapa faktor seperti pengaruh bahasa-bahasa lain dan perubahan dalam tata bahasa. Kata-kata baru dapat muncul, berubah, atau punah dalam bahasa Jawa, dan dalam kasus ini, kemungkinan terjadi karena adanya pengaruh dialek atau aksen tertentu. Namun, pada intinya, ketiganya memiliki artinya "alat untuk mengolah lahan tanah perkebunan atau persawahan".

Analisis terhadap istilah nama dusun Tegaron dilakukan dengan mengacu pada sumber data yang tersedia. Penulis menduga bahwa nama dusun Tegaron, desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memiliki kaitan dengan watak Tugaran yang dijelaskan dalam prasasti. Namun, penulis berusaha untuk melakukan analisis etimologis dan memperhatikan konteks sejarah, budaya, serta kajian linguistik dan arkeologi yang lebih mendalam untuk memastikan kaitan nama Tegaron sebagai nama desa kuno pada era Medang Kamulan.

Data tekstual prasasti yang ditemukan (berasal) dari areal terbahas menunjukkan bahwa di wilayah Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang sekarang ini, sekitar seribu tahun silam (abad ke-10 Masehi) setidaknya telah terdapat 3 (tiga) watak, yaitu Kanuruhan, Hujung dan Tugaran. 

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa keberadaan ketiga watak tersebut diketahui berdasarkan informasi tentang adanya pejabat rakai dari tiga daerah lungguh (rakai Kanuruhan, rakai Hujung dan rakai Tugaran). Selain itu juga terdapat informasi tentang sejumlah pejabat rendahan yang bekerja di bawah kewibawaan masing-masing rakai tersebut. Kemungkinan besar di luar ketiga watak tersebut masih terdapat watak lain. 


Kesimpulan mengenai analisa penelitian terhadap Dusun TEGARON, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memberikan pemahaman yang baik mengenai sejarah dan warisan budaya di wilayah tersebut. Penelitian tersebut telah mengungkapkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, yang didukung oleh adanya sungai-sungai besar yang bertemu di sekitar lokasi. Dugaan bahwa pertemuan sungai digunakan sebagai jalur niaga transportasi air menggunakan perahu, sementara transportasi niaga darat menggunakan gerobak kerbau, ( disajikan dalam gambar diatas)

Ulasan ini memberikan gambaran tentang pentingnya penelitian sejarah dalam mengungkap warisan budaya suatu daerah. Adanya bukti-bukti sejarah dan pemahaman mengenai penggunaan sungai sebagai jalur niaga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan masyarakat di masa lampau. Dengan demikian, analisa penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami sejarah dan warisan budaya Dusun TEGARON, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.






0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

edisi kusus

edisi kusus
Klik gambar... untuk melihat cerita, silsilah, foto keluarga Darmoredjo