skip to main
|
skip to sidebar
Legenda Kepanjen Malang
(Versi Mataram Islam)
Oleh : Agung Cahyo Wibowo
Dapatkan Buku Foklor ini yang disajikan dengan mudah dan
menyenangkan membaca sejarah
( WA : 081233.61.7717 )
Dalam legenda lokal "Babad Malang", dikisahkan bahwa pada masa itu, pemimpin Kadipaten Sengguruh (Malang) dijabat oleh Adipati Ranggo Tohjiwo pada awal abad 17. Pemerintahan Kadipaten Malang berada di Pakisharjo (diperkirakan Pakisaji), yang terletak di antara dua benteng:
Kedua benteng ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Sengguruh pada masa Raja Brawijaya 5 melarikan diri dari Istana Majapahit untuk meminta perlindungan dari gempuran perang saudara dan politik kekuasaan Demak. Benteng pertama terletak di lereng barat Pegunungan Buring, yang kini berada di timur kota Malang. Sedangkan benteng kedua terletak di lereng utara Pegunungan Kendeng (gunung Gamping Pagak), yang kini berada di daerah Sengguruh.
Basis pertahanan Kadipaten Malang terletak di daerah perbukitan yang dilindungi oleh tiga aliran sungai yang disebut Supit Urang. Dua benteng besar, yaitu Benteng Mburing di lereng barat pegunungan Buring dan Benteng di pegunungan Kendeng di lereng utara, menjadi peninggalan dari kerajaan Sengguruh saat Raja Brawijaya 5 melarikan diri dari istana Majapahit. Benteng Mburing terletak di barat pertemuan sungai Brantas, sungai Bango, dan sungai Amprong, sedangkan Benteng di pegunungan Kendeng terletak di pertemuan sungai Brantas, sungai Metro, dan sungai Sukun. Kedua benteng ini sulit ditembus oleh musuh baik secara geografis alam maupun bangunan, dan menyebabkan situasi ini dikenal dengan julukan "dalan sing Ngalangi" (Penghalang jalan) oleh Kerajaan Mataram, serta memberikan julukan baru kepada Kerajaan Sengguruh yaitu "daerah Malang-i".
Pada masa pemerintahan awal Kasultanan Mataram, yang dipimpin oleh Panembahan Senapati, dalam kitab "Babad Tanah Jawi Pesisiran" menyebutkan bahwa wilayah Malang ditempatkan dalam kategori "Mancanegara atau Brang Wetan" oleh Mataram.
Setelah ekspansi militer yang dilakukan oleh Mataram pada tahun 1614, Kadipaten Malang akhirnya diberikan kekuasaan semi-otonom oleh kesultanan Mataram. Meskipun demikian, penguasa Kerajaan Malang dan Mancanegara tetap menolak tunduk kepada kesultanan Mataram dan mempertahankan kedaulatan mereka. Selama masa semi-otonom, Kadipaten Malang terus mempertahankan kebudayaan dan tradisi mereka yang kaya, termasuk seni pertunjukan topeng dan kesenian lainnya. Hal ini membuat Kadipaten Malang menjadi salah satu pusat kebudayaan yang penting di Brang Wetan.
Menurut sesepuh Kepanjen, tentang "cerita babad Kepanjen" adalah, Kepanjen masa itu masih dalam pemerintahan Kerajaan Sengguruh yang kotarajamya berada di Pakisardjo bekas Tumapel Lama. Tentang nama kota Kepanjen itu berasal dari kata "Kepanjian", yang mempunyai kata dasar Panji. kalau ditinjau arti adalah sebagai berikut. :
-
Panji bisa berarti bendera perang
- Panji
bisa berarti
tempat berkumpul/berlatihnya prajurit-prajurit
- Panji
bisa berarti
gelar bangsawan brang wetan.
- Pani
bisa berarti
Gelar bangsawan
atau perwira
kerajaan
,
- P
anji
adalah
legenda yang ada dikepanjen
yaitu
Proboretno dan
R
.
Panji Pulang Jiwo
.
Cerita Putri Malang Proboretno
Kadipaten Malang dipimpin seorang Adipati Ronggo Toh Jiwo, yang mempunyai anak perempuan bernama Roro Proboretno berparas ayu rupawan dan memiliki ilmu kanuragan dengan keahlian menggunakan toya. Dengan kelebihan ini banyak pemuda mengagumi dan ingin mempersuntingnya.
Kedatangan kesultanan Mataram mengakibatkan situasi politik di Kadipaten kurang stabil. Prajurit yang dahulu gagah berani kini telah berada di bawah kendali raja lain. Oleh karena itu, Adipati Malang berkeinginan untuk memiliki pasukan yang kuat dan dipimpin oleh seorang panglima perang yang sakti mandraguna.
Melihat anaknya Roro Proboretno semakin dewasa, Adipati Ronggo Toh Jiwo berkeinginan untuk menikahkan putrinya dengan seorang pangeran atau seseorang yang memiliki kesaktian mandraguna. Roro Proboretno hanya akan menikah jika suaminya memiliki kedigdayaan yang setara atau lebih dengan dirinya. Dengan latar belakang inilah, Adipati membuka sayembara yang berbunyi, "Barang siapa yang bisa mengalahkan kesaktian anakku, maka akan dijadikan suaminya." Sayembara ini akhirnya cepat tersebar hingga ke luar daerah Kadipaten Malang.
Salah satu punggawa Kadipaten Malang yang bernama Sumolewo ingin memperistri Raden Proboretno. Sumolewo adalah seorang punggawa kadipaten yang terkenal sakti. Ia memiliki guru bernama Ki Japar Sodik. Gurunya pernah berpesan kepadanya, "Supaya Sumolewo tidak menikahi Proboretno karena nanti akan dikalahkan oleh seorang yang berasal dari Madura, berambut panjang, seorang ksatria yang masih muda, sakti mandraguna dan tak terkalahkan.
Karena besar keinginannya untuk memiliki Roro Proboretno, Sumolewo mencoba untuk menghadang orang yang dimaksud oleh guru Ki Japar Sodik dengan mencegat setiap orang yang akan masuk Kadipaten Malang. Setiap orang Madura yang mempunyai ciri-ciri yang dipesan gurunya, maka dibunuhnya.
Raden Panji Pulang Jiwo adalah adipati Sumenep dari Madura, datang ke Kadipaten Malang karena ingin mengikuti sayembara Adipati Proboretno. Karena tahu kalau lewat Desa Lawang maka akan ketemu Sumolewo, maka Raden Panji mencoba lewat Malang sebelah timur, tempat pemeliharaan hewan-hewan piaraan kadipaten, yang sekarang disebut Kedung Kandang. Pada akhirnya, Raden Panji tidak bisa dihadang oleh Sumolewo.
Pada hari yang ditentukan, sudah berkumpul pendekar-pendekar dari segala penjuru daerah. Maka pertandingan dimulai dengan aturan siapa yang terakhir memenangkan pertandingan akan melawan Roro Proboretno. Setelah pertandingan berlangsung cukup lama, tinggalah Sumolewo dengan Raden Panji. Pertandingan antara kedua pendekar tangguh ini cukup sengit dan akhirnya Raden Panji Pulang Jiwo sebagai pemenangnya.
Kursus Digital Marketing (web, facebook, Potoshop)
Di awalnya pertandingan, Raden Panji berhadapan dengan Pendekar Roro Proboretno. Pertandingan ini seimbang dan pada akhirnya Proboretno terdesak dan akhirnya berlari dengan menunggang kuda untuk bersembunyi di benteng patilasan kerajaan Tumapel, Setelah masuk pintu gerbang yang kuat itu ditutuplah pintu gerbang tersebut dengan tujuan Proboretno ingin bertahan.
Raden Panji segera mengejar dengan kudanya yang bernama Sosro Bahu, dan akhirnya diketahui persembunyian Proboretno. Maka dengan turun dari kuda, Raden Panji mendekati gerbang yang sudah tertutup rapat dan kokoh. Karena kesungguhan dan kesaktian Raden Panji, pintu gerbang bisa dibuka, dan akhirnya Roro Proboretno bisa dikalahkan. Karena jebol dan bis terbuka maka tempat tersebut dijuluki "benteng kuto bedah".Pernikahan yang dihadiri oleh petinggi kadipaten, petinggi mancanegara dan rakyatnya turut ikut gembira, pernikahan roro Proboretno dan raden Panji merupakan peristiwa yang meriah, banyak pertunjukan di alun-alun gelanggang dan sebagai pesta rakyat kadipaten Malang.
Pernikahan Raden Panji Pulang Jiwo dan Proboretno juga memiliki keindahan yang lebih dalam di hati sanubari mereka berdua. Hidup rukun dan bahagia dari pasangan ini memancarkan aura yang menyejukkan, sehingga siapa saja yang berada di dekat mereka ikut merasa nyaman. Bahkan, sikap santun mereka kepada petinggi maupun rakyatnya memperlihatkan betapa mulianya hati mereka. Seperti halnya cahaya yang memancar dari bintang di malam hari, pernikahan mereka membawa keindahan yang tak terlukiskan dengan lahirnya putra laki-laki yang diberi nama Raden Panji Wulung atau Raden Panji Saputra.
Di dalam lembaran sejarah kerajaan Mataram
kitab “Babad Tanah Jawi Pesisiran”
, terukir suatu kisah tentang Adipati Malang dan hampir seluruh adipati di Bang Wetan yang menolak untuk tunduk pada kekuasaan Mataram dengan cara tidak mau mengirim upeti. Karena dianggap sebagai makar, raja Mataram memerintahkan Ronggo Toh Jiwo untuk hadir di istana Mataram, namun panggilan ini diacuhkan saja, hingga pada akhirnya, pasukan besar yang dipimpin oleh Surontani dikirim oleh raja Mataram untuk menundukkan memberikan peringatan kepada adipati Malang.
Di tengah mendung gelap terdengar langkah kaki kuda dan barisanpasukan yang terburu-buru memecah kesunyian jalan di hutan. Huru hara datang tak terelakkan bersama kedatangan pasukan Mataram yang menuntut upeti dari adipati Malang. Namun, tak gentar akan ancaman tersebut, adipati Malang mengirim pasukannya yang dipimpin oleh Raden Panji dan Proboretno untuk menghadapi pasukan Mataram
.
Tercatat dalam sejarah, terjadilah perang antara kedua belah pihak yang tercatat di buku babat tanah Jawi, dan dalam perang tanding antara Proboretno dan Surontani, terjadilah nasib tragis yang tak terelakkan. Surontani terpaksa bisa menancapkan keris saktinya ke tubuh Proboretno, meskipun gurunya berpesan dengan keras agar keris sakti tidak dipergunakan untuk membunuh seorang perempuan.
Dalam usaha untuk menyelamatkan nyawa Proboretno segera dibawah ke tempat tinggalnya tapi malang namun nasib tak berpihak padanya akhirnya putri yang baik hati ini telah menghembusan nafas terakhirnya dan akhirnya jasad Proboretno dimakamkan dengan cara Islam, di wilayah Desa Penarukan sebagai sebuah penghormatan terakhir bagi sang pendekar tangguh ini, letak makam ini sekarang berada di belakang kantor Diknas Kabupaten Malang,.
Ketika Raden Panji mengetahui kabar sedih tentang sang istri yang telah berpulang ke pangkuan Illahi, maka tak ada waktu lagi untuk bersedih, segera menerobos pasukan musuh yang telah membuat nyawa istrinya meninggal lalu melompat keatas kuda Sosro Bahu, diiringi dengan suara keras memanggil panglima perang Mataram yang bernama Surontani, dengan mengayunkan senjata keris saktinya banyak pasukan yang terpapar terkena sabetan keris Panji Pulang Jiwo. Pasukan mataram yang tersisa sedikit, berusaha menyelamatkan diri dengan lalu bersembunyi di daerah hutan rimba ditepi sungai Kalibiru (dusun Mataraman-Ngebruk), yang kini menjadi tempat yang penuh misteri.
Pada akhirnya bertemulah Raden Panji dengan Perwira muda-belia yang tangguh bernama Surontani, terdengarlah suara senjata keris Surontani ternyata telah menghilang
dan terdengar teriakan yang menggelegar dari suara raden Panji "Akan saya bunuh kau Surontani, ayo hadapi saya dengan perang tanding
". Akhirnya berhadapanlah kedua perwira perang yang sakti itu, tetapi dengan mudah Raden Panji berhasil mengakhiri hidup Surontani di tepi sungai Doko sebagai mana yang tercatat di babad tanah Jawi (di dekat sungai Lahor Sumberpucung), dan jenasahnya pun dikebumikan di dusun Desa Ngebruk.
Surontani dianggap melakukan kesalahan besar dan tidak sesuai dengan harapan Sultan Agung dan salah menggunakan kesaktian keris piandel Mataram. Akhirnya, pasukan raja Mataram menyebutnya sebagai "bodo" yang menjadi jejak buruk dalam sejarahnya, hingga makam Surontani di desa Ngebruk pun kemudian dikenal sebagai makam "mbah Mbodo".
Melihat kekalahan pasukannya dan kehebatan Raden Panji, Raja Mataram memutuskan untuk mengirim pasukan yang lebih besar dengan dipimpin oleh juru Martani. yang akhirnya pasukan besarnya berhenti istirahat disuatu tempat sambil menunggu perintah selanjutnya. Surontani mengajak beberapa pengawalnya menemui Adipati Ronggo Toh Jiwo untuk menanyakan juga mempelajari masalah pokoknya, akhirnya rombongan disuruh tinggal sementara, akhirnya waktu beristirahat digunakan untuk mengatur strategi di suatu tempat Pasangrahan yang sekarang letaknya di dusun Sangrahan dekat dengan desa Panggungredjo.
Kehilangan Proboretna sungguh menjadi pukulan berat bagi jiwa Raden Panji, baginya, perasaan bersalah telah menyelimuti dirinya karena tidak dapat melindungi sang istri yang seharusnya berada di Kadipaten, bukan ikut terjerat dalam masalah perang.
Melalui usaha yang gigih, para perwira Mataram menemukan strategi yang tepat dan cermat. Dalam menjalankan strategi tersebut, mereka membuat panggung dengan menempatkan seorang putri dari kerajaan Mataram yang memiliki wajah yang mirip dengan Putri Proboretno. Di depan panggung, mereka juga menyediakan jebakan sumur yang tersembunyi dengan rapat.
Dalam lantunan tembang Asmarodono, Raden Panji Pulang Jiwo terpikat oleh sosok Putri Proboretno palsu yang duduk di atas panggung, dan begitu mendekat ke jalan menuju panggung, ia tanpa sadar jatuh ke dalam jebakan lubang sumur maut. Puluhan prajurit segera mendatangi sumur tersebut untuk membunuh Raden Panji dengan dihujani panah dan tombak oleh prajurit Mataram.
Namun meski terbunuh sebagai orang yang telah membunuh orang kepercayaan Sultan Agung bernama Surontani tetapi Raden Panji tetap di makamkan Penarukan letaknya sekitar 10 meter dari makam Proboretno. Pemakaman Raden panji banyak dihadiri oleh kerabatnya dan dihormati oleh banyak pejabat kadipaten Mancanegera karena sebagai simbol perlawanan kepada Mataram.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber dari
Mbah No,
penjaga makam (2007):
Raden Panji Pulang Jiwo mempunya cincin yang bernama Akik Sholeman Perang, Kelebihannya adalah Apa bila dipakai akan memilik Kekuatan “Samber Nyowo” dan mempunya daya tahan perang yang tinggi, sehingga lawan berhadapan pasti gentar.
Kuda Sosro Bahu milik Raden Panji mempunyai Badanya Tinggi dan Besar, mampu bertahan dan menerjang sekelompok pasukan musuh, berlari dengan cepat, mampu melompat tinggi dan sangat penurut sama tuannya.
Tempat tersebut memiliki sejarah sebagai berikut : Sebagai pusat awal pemerintahan Yakni sebagai "Kantor pembantu adipati" dan telah menjadi saksi perjalanan sejarah, sebagai tempat para panji hingga menjadi kantor Asisten Bupati (Kawedanan) Sengguruh di Kepanjen pada tahun 1886 Masehi saat masa kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan, bangunan itu berubah fungsi menjadi kantor Kawedanan Kepanjen dan di awal era reformasi diubah lagi menjadi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Setiap perubahan itu membawa jejak sejarah dan makna tersendiri bagi masyarakat Kepanjen - Malang.
------------------------------------------
Letak makam "Raden Panji Pulang Jiwo" bersebelahan dengan makam "Putri Proboretno, putranya dan kudanya",
Alamat Makam : Jl. Mentaraman no.1. Kepanjen Malang
(sebelah timur stasiun KA)
legenda sejarah Malang
versi Kepanjen
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
ARTIKEL POPULER
Sejarah Gunung Kawi
Kisah Spiritual Empu Sindok di Gunung Kawi oleh : Agung Cahyo Wibowo A. Era Kerajaan Hindu-Buddha Di ketinggian 2.860 meter di at...
Sejarah Pasar Kota Kepanjen Malang
oleh : Agung Cahyo Wibowo Pasar memang memiliki peran penting dalam kehidupan kita terutama dalam aspek ekonomi. Pasar sebagai temp...
Legenda Kepanjen Malang
(Versi Mataram Islam) Oleh : Agung Cahyo Wibowo Dapatkan Buku Foklor ini yang disajikan dengan mudah dan menyenangkan membaca sejarah ...
Sejarah Kepemerintahan Kepanjen,
Judul: Transformasi Pemerintahan dari Era Kolonial hingga Ibukota Kabupaten Malang JURNAL PENELITIAN ILMIAH Penulis: Agung Cahyo Wibowo ...
BAHASA DAERAH MALANG
BOSO KIWALAN KERA NGALAM ( Boso Walikan arek Malang ) Boso Walikan sebenarnya adalah sebuah bahasa yang sudah lama ada dan berkembang d...
KELUARGA DALEM DHARMOREDJO
PILIH JUDUL DIBAWAH INI :
PRAKATA
SILSILAH KELUARGA DARMOREDJO ( ANAK - CUCU - CICIT )
Foto-foto Pertemuan Keluarga, mulai tahun 1932 - sekarang
Letak Makam Keluarga Besar DARMOREDJO
pelopor pelestari budaya Kepanjen. WA:08123.36.17717
S E J A R A H
Sejarah Kepanjen - Pemerintahan -
Sejarah Kepanjen - PASAR lintas jaman -
Sejarah Kepanjen - Pondok Ketapang -
Sejarah Kepanjen - Penelitian Era Klasik-
Sejarah Kepanjen - Perang Membara
Sejarah Kepanjen - Pecinan -
Sejarah Malang - Bahasa Malangan -
Sejarah Malang - Islamisasi di Gribik -
Sejarah Malang - Agresi Belanda -
Sejarah Malang - G.Kawi & Mpu Sendok -
Sejarah Malang - Status Quo -
Sejarah Malang - Topeng Panji Malangan -
Museum Kepanjen - Kelembagaan -
Museum Kepanjen - Kegiatan Sosial -
TEMUAN SITUS BARU
Rumah Khas - Kepanjen -
Makam Tua - Cangga Singgo Mataram -
Makam Tua - Mbah Rekso -
Makam Tua - Gunung Kawi -
Situs Kepanjen - Sungai Molek -
Situs Kepanjen - Lingga Yoni -
Situs Kepanjen - Candi Runtuh -
Situs Kepanjen - Gua dan Bangunan
Situs Kepanjen - Candi Utuh -
Situs Kepanjen - Tapal Batas -
Situs Kepanjen - Benda Kerajaan -
Situs Kepanjen - Candi Sumber Mbureng
Situs Senggreng - Altar, Candi -
Situs Ngebruk - Watu Kloso -
Situs Ngebruk - Candi Desa -
Situs Ngajum - Era Megalitikum -
Situs Pakisaji - Penemuan 1924
Situs Wagir - Giok Stampel Cina -
Situs Karangkates -Ganesha-
Situs Sukoraharjo - Benda Kuno -
Situs Kromengan - Tembok Batas -
KUMPULAN LEGENDA
HUT Kab Malang 2015 - Rapat Paripurna-
Asal-usul Kepanjen - Versi Mataram-
Asal-usul Kepanjen - Versi Japanan-
Legenda Kepanjen - Joko Sengguruh -
Legenda Kepanjen - Kerajaan Sengguruh -
Legenda Kepanjen - Padepokan Tegaron -
Tokoh Kepanjen - Teguh Santoso
Tokoh Kepanjen - Subandrio
Tokoh Kepanjen - Mbah Brintik
Tokoh Kepanjen - Kisah Pencatat Budaya
P R A K A T A
Selamat membaca kumpulan artikel
tentang "Napak Tilas Malang",
khususnya Kepanjen
yang selama ini belum diketahui
masyarakat umum.
Cerita-cerita ini merupakan
awal penggalian
EMBRIO jati diri
kota Kepanjen sebagai
identitas ibu kota Kabupaten Malang.
Tools
Layanan ping blog yang baru
Alat Ping Situs Web Online