Jejak Berharga di Kepanjian

Mengungkap Keberadaan :

Punden Tunggul Wulung

Kota Kepanjen

Oleh : Agung Cahyo Wibowo

Lokasi dan Sejarah Awal

Lokasi Punden Tunggul Wulung berada di Jalan Kawi Metro, Kelurahan Kepanjen, memang tempatnya agak tersembunyi.

Situs bersejarah yang kini dikenal sebagai Punden Tunggul Wulung. Situs ini merupakan salah satu peninggalan penting yang mencerminkan keagungan masa lalu dan kaya akan nilai sejarah. Punden ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan panjang budaya dan spiritual masyarakat kota Kepanjen, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan tradisi dari masa Hindu yang mendalam pengaruhnya di wilayah Malang selatan.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Punden Tunggul Wulung masih berdiri megah dan utuh. Situs ini menurut informasi berbentuk punden berundak, yaitu struktur bertingkat yang sering digunakan dalam peribadatan agama Hindu kuno. Punden berundak ini kemungkinan besar menjadi tempat pemujaan dan ritual yang sangat dihormati oleh masyarakat lokal pada masanya.

{ baca : "Runtuhnya Candi di Kepanjian")

Menelusuri Jejak Sejarah, Menguak Masa Lalu

Sebagai pemerhati sejarah dari Malang Selatan, saya, bersama dengan Bapak Daud, seorang ahli dalam ilmu tenaga dalam, telah melakukan berbagai upaya untuk menguak dan memahami lebih dalam sejarah dan seni di wilayah ini. Salah satu fokus utama kami adalah situs Punden Tunggul Wulung, sebuah tempat yang penuh dengan misteri dan sejarah yang mendalam.

Menelusuri Jejak dengan Cara Unik

Penelitian kami tidak hanya terbatas pada pengamatan langsung dan studi literatur. Di bawah bimbingan Bapak Daud, kami mengadopsi metode yang unik dan mungkin tidak konvensional bagi banyak orang. Dengan pengetahuannya yang mendalam tentang ilmu tenaga dalam, Bapak Daud mampu "masuk antar dimensi" di area Punden Tunggul Wulung. Proses ini melibatkan eksplorasi spiritual dan metafisik yang memungkinkan kami untuk merasakan dan memahami jejak-jejak masa lalu yang tidak selalu terlihat oleh mata biasa.

Pentingnya Metode Alternatif dalam Penelitian Sejarah

Metode ini menjadi penting terutama ketika bukti-bukti kasat mata seperti artefak, prasasti, atau literatur kuno tidak cukup atau tidak tersedia. Menurut Bapak Daud, eksplorasi antar dimensi ini adalah cara untuk mengatasi kebuntuan dalam penelitian sejarah. "Ilmu Allah itu banyak untuk mencari titik-titik potensi hubungan sejarah," ungkapnya. Ini berarti, dalam konteks penelitian kami, kami mencari hubungan dan petunjuk dari masa lalu yang mungkin tersembunyi atau tidak terjangkau melalui metode konvensional.

Proses Penggalian Sejarah

Dalam proses kami, langkah-langkah berikut sering kami lakukan:

Pengamatan Langsung:

Kami memulai dengan mengamati situs secara langsung. Punden Tunggul Wulung, yang terletak di Malang Selatan, adalah fokus utama kami. Situs ini merupakan punden berundak tiga yang masih memiliki batu bata berukuran besar, yang kemungkinan besar digunakan dalam peribadatan agama Hindu kuno.

Eksplorasi Metafisik:

Dengan bantuan Bapak Daud, kami "memasuki" dimensi lain dari situs ini. Proses ini melibatkan meditasi mendalam dan penggunaan ilmu tenaga dalam untuk merasakan energi dan jejak yang tersisa dari masa lalu.

Pencatatan dan Dokumentasi:

Setiap penemuan atau pengalaman selama eksplorasi metafisik dicatat dengan cermat. Saya sering kali membuat sketsa lokasi dan mencatat detail penting yang mungkin tidak terlihat secara langsung.

Konsultasi dan Wawancara:

Kami juga sering bertanya kepada penduduk setempat dan sesepuh yang mungkin memiliki pengetahuan atau cerita turun-temurun tentang situs tersebut. Informasi dari mereka sering kali menjadi kunci dalam memahami konteks sejarah dari apa yang kami temukan.

Pentingnya Menghargai Berbagai Bentuk Pengetahuan

Pendekatan yang kami ambil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua pengetahuan dapat diperoleh melalui cara-cara konvensional. Ada banyak bentuk pengetahuan dan metode yang bisa digunakan untuk memahami sejarah dan seni, terutama ketika bukti-bukti fisik sudah tidak memadai atau hilang.

Dengan menggabungkan metode ilmiah konvensional dengan pendekatan metafisik yang disarankan oleh Bapak Daud, kami berharap dapat menggali lebih dalam tentang sejarah Punden Tunggul Wulung dan wilayah Malang Selatan. Setiap petunjuk dan temuan, baik yang kasat mata maupun yang diperoleh melalui eksplorasi spiritual, menjadi bagian penting dalam menyusun gambaran yang lebih lengkap tentang masa lalu kita. Pada akhirnya, kami memperoleh gambaran mengenai situasi bangunan peninggalan bersejarah sebelum rusak sebagai berikut.

1. PUNDEN BERUNDAK

Punden berundak adalah struktur bertingkat yang umumnya digunakan dalam peribadatan agama Hindu-Buddha di Nusantara. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat pemujaan dan ritual keagamaan yang sangat dihormati. Keberadaan punden ini mengindikasikan bahwa daerah Kepanjen pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan yang penting pada zamannya.

Batu Bata :
Penggunaan batu bata dengan ukuran panjang 42 cm, lebar 22 cm, dan tinggi 8 cm dalam konstruksi punden ini mencerminkan standar dan preferensi pada masa itu. Batu bata tersebut bukan hanya material konstruksi tetapi juga bagian dari keindahan dan ketahanan struktur. Penyusunan yang rapi dan teratur dari batu bata ini memungkinkan punden untuk bertahan dalam kondisi cuaca dan perubahan lingkungan selama berabad-abad.

Para arkeolog dan pemerhati sejarah mencatat bahwa teknik penyusunan batu bata yang digunakan dalam punden ini adalah bukti dari kemampuan teknis dan artistik masyarakat pada era tersebut. Keteraturan dalam penyusunan batu bata tidak hanya berfungsi untuk kekokohan struktur tetapi juga menambah nilai estetika dari punden itu sendiri.

Batu Lingga Yoni
Lingga dan Yoni adalah simbol-simbol yang sangat penting dalam kebudayaan dan kepercayaan Hindu. Lingga-Yoni adalah pusat dari banyak kuil Hindu yang didedikasikan untuk dewa Siwa. Mereka menjadi objek utama dalam ritual pemujaan (puja) yang melibatkan penyiraman dengan air suci, susu, atau bahan-bahan lainnya sebagai bentuk penghormatan dan penyucian dalam upacara Lingga Abhishekam.

Menurut fungsi Filosofis dan Meditatif,

• Simbol Keseimbangan dan Kesatuan: Lingga dan Yoni mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kekuatan maskulin dan feminin dalam kehidupan dan alam semesta.
• Meditasi dan Kesadaran Kosmik: Mereka digunakan sebagai alat untuk meditasi, membantu individu mencapai kesadaran kosmik dan koneksi dengan yang ilahi.

Lingga-Yoni di candi-candi ini tidak hanya berfungsi sebagai objek pemujaan tetapi juga mengandung simbolisme yang mendalam tentang kesuburan dan penciptaan.

2. ARCA BATU

Arca Hindu adalah representasi visual dan material dari dewa-dewa dan tokoh-tokoh suci dalam agama Hindu. Arca ini tidak hanya berfungsi sebagai objek pemujaan tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai spiritual, simbolisme, dan kisah-kisah epik dari tradisi Hindu.

Arca adalah Objek Pemujaan yang berfungsi : 

• Wadah Energi Ilahi: Arca Hindu dianggap sebagai tempat bersemayamnya energi atau kekuatan ilahi. Mereka dihormati dan disembah dalam berbagai ritual dan upacara keagamaan.
• Medium Konsentrasi: Arca berfungsi sebagai fokus konsentrasi dalam meditasi dan pemujaan, membantu umat Hindu dalam mencapai koneksi spiritual dengan dewa yang mereka sembah.

Arca yang digambarkan diatas sudah hilang, diduga arca dari Dewa Wisnu.

3. PANGGUNG

Panggung juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai ritual dan upacara keagamaan. Para pendeta (purohita) dan umat akan melakukan ritual pemujaan, persembahan, dan meditasi di sekitar atau di atas panggung ini.

Panggung juga berfungsi Sosial dan Komunitas

• Pusat Berkumpulnya Umat:Ruang Komunal: Panggung candi berfungsi sebagai ruang komunal di mana umat bisa berkumpul untuk melaksanakan pemujaan bersama, festival, atau acara keagamaan lainnya.
• Aula Pertemuan: Selain itu, panggung juga bisa berfungsi sebagai aula terbuka di mana pendeta atau pemimpin spiritual memberikan ceramah atau bimbingan kepada umat.
• Pembelajaran dan Edukasi:Pengajaran Agama: Panggung sering digunakan sebagai tempat untuk pengajaran agama dan filsafat Hindu, di mana pendeta mengajarkan kitab suci dan ajaran moral kepada murid-muridnya.
• Simbol Pendidikan: Sebagai simbol tempat yang sakral, panggung juga bisa menjadi pusat pendidikan dan penyebaran pengetahuan spiritual dan budaya dalam masyarakat Hindu.

4. ALAT MUSIK

Alat musik dalam tradisi Hindu memiliki peran yang sangat penting dan multifaset. Musik bukan hanya bagian dari ekspresi budaya, tetapi juga elemen esensial dalam berbagai aspek kehidupan religius dan ritual.  Alat musik sering digunakan dalam upacara pemujaan (puja) di kuil-kuil Hindu. Mereka berfungsi sebagai pengiring mantera dan doa yang dilantunkan oleh pendeta (purohita) dan umat. Musik ini membantu menciptakan suasana yang sakral dan khusyuk.

Musik sering digunakan untuk menceritakan kisah dari epik Hindu seperti Ramayana dan Alat musik menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Hindu dan memelihara tradisi musikal yang kaya.

Alat musik yang pakai :

1. Kenong
2. Gambang
3. Seruling
4. Kendang kecil.