Apa Makna Tumapel .?

Prasasti di era Tumapel tahun 1258 masehi


Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk 
studi
 
 tentang asal usul dan sejarah suatu kosa kata (etimologis) dan kontekstual dari nama "Tumapel" sebagai penanda identitas dan eksistensi sebuah kerajaan yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Singhasari. Melalui pendekatan filologis terhadap leksikon Jawa Kuna dan Jawa Baru serta interpretasi kontekstual historis, penelitian ini berusaha menelaah asal-usul nama "Tumapel" dan signifikansinya dalam struktur sosial-politik abad ke-13 di Jawa Timur. Hasil kajian menunjukkan bahwa istilah "Tumapel" memiliki makna majemuk yang merepresentasikan posisi wilayahnya yang otonom, strategis, sekaligus problematik dalam tatanan kekuasaan feodalistik masa itu.



Pendahuluan

Kerajaan Tumapel merupakan salah satu entitas politik penting dalam sejarah Nusantara, terutama di wilayah Jawa Timur pada abad ke-13. Terletak di lereng Gunung Kawi, Tumapel menjadi awal mula lahirnya Dinasti Rajasa yang kelak mendirikan Kerajaan Tumapel / Singhasari. Namun, di balik narasi historis ini, terdapat pertanyaan fundamental: Apa makna dari nama Tumapel itu sendiri ..? Apakah nama tersebut sekedar penanda geografis, ataukah menyimpan makna simbolis terkait struktur kekuasaan, konflik, dan legitimasi?

Kajian ini bertolak dari asumsi bahwa nama suatu kerajaan bukanlah kebetulan linguistik belaka, melainkan konstruksi sosial-budaya yang mencerminkan dinamika kekuasaan, relasi antar wilayah, serta pandangan kosmologis masyarakat pada masanya.


Latar Belakang Historis

Situs Perabuhan Kenarok, di tanah yang menggunung (genengan) yang bisa dilihat dari lereng timur dan Selatan G-Kawi.
Menurut kronik Pararaton dan berbagai prasasti yang ditemukan di sekitar Malang Raya, wilayah Tumapel awalnya merupakan daerah bawahan dari Kerajaan Panjalu (Kadiri). Namun, pasca kemenangan Ken Angrok atas Kertajaya di Ganter pada tahun 1222, Tumapel menjelma menjadi pusat kekuasaan baru yang menandai runtuhnya hegemoni Kadiri dan kelahiran Kerajaan Tumapel.


Ken Angrok, yang kemudian bergelar Rangga Rajasa Sang Girinathaputra, mendapatkan dukungan dari para Brahmana dan rakyat Tumapel, menjadikan wilayah ini sebagai basis legitimasi religio-politik terhadap kekuasaan baru yang dia dirikan.


Metode Kajian

Kajian ini menggunakan pendekatan filologis dan historis-konseptual:



2.      Makna "Tuma" + "Pel": Gangguan yang Harus Dibersihkan


3.      Makna "Tumapeh": Anggodha / Pengganggu





Diskusi dan Sintesis



Kesimpulan


Pemahaman ini penting untuk merekonstruksi sejarah lokal dengan pendekatan yang lebih kritis dan multidimensi. Ke depan, penelitian lanjutan berbasis prasasti, relief, dan budaya lisan lokal sangat diperlukan untuk memperkuat validitas historis dari hipotesis etimologis ini.


Daftar Pustaka

0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

edisi kusus

edisi kusus
Klik gambar... untuk melihat cerita, silsilah, foto keluarga Darmoredjo