Penemuan Prasasti Tembaga di Pakisaji

"Memahami Sejarah Lereng Gunung Kawi 

Melalui Penemuan Benda-Benda Antik 

di Dusun Sonosari"

Penemuan benda-benda sejarah di dusun Sonosari, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakesaji, Kabupaten Malang seperti prasasti, benda-benda untuk beribadah agama Hindu-Budha, dan barang antik dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan masa lalu di lereng gunung Kawi.

Menurut catatan, penemuan-penemuan tersebut menunjukkan keberadaan sebuah pemukiman Hindu-Budha yang berkembang pada masa lalu di daerah tersebut, serta memberikan gambaran tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat pada zaman dahulu. Dengan demikian, penemuan-penemuan sejarah di dusun Sonosari ini menjadi bukti konkret tentang keberagaman dan kekayaan budaya  di Malang Selatan yang perlu dilestarikan dan dipelajari lebih lanjut. penemuan penting tersebut antara lain  :

(Verbeek No. 616).

Penemuan barang antik di Sonosari,pada tahun 1924 berupa :

1.   Patung batu (monyet) berdiri di dekat desa. 

2.   Empat lonceng doa tiga kaki, 

3.   Tiga lonceng doa, 

4.   Dua lonceng gantung, 

5.   Tiga lonceng binatang bulat dan 

6.   Tiga oval, 

7.   Dua lonceng bundar tertutup, 

8.   Tiga lampu (semuanya terbuat dari perunggu), 

9.   Gelang emas, 

10. Cincin tembaga,

11. Vas tanah, dan piring id. (hijau muda dan vitrifikasi halus), 

semuanya penemuan tersebut di simpan di Museum di Batavia. Selain itu, 

12. Dua Prasasti Tembaga, salah satu terbuat pada tahun 865 saka atau tahun 937 masehi keduanya sekarang hilang lebih dari dua prasasti,

13. Bersama-sama sebelas piring, di atasnya tembaga, 

14  Ditemukan lima tiang di Goenoeng Kakatu. 

15. Cincin, dua potong. Gulung bulat, benar-benar tertutup. Diameter eksternal 81 mm, tebal 8 mm. Lama No. B. G. 1264. Lihat Risalah B.G. Penemuan 15 November 1881 hal. 114. Dikirim oleh Administrasi Dalam Negeri. Ditemukan di desa Sonorari, Distrik Senggoroh.

Menurut prasasti tembaga  oleh Cohen Stuart di K. O. Xo. XXX sudah dibuatkan transkrip diberikan. Mr. Van der Chijs menemukan cetakan yang lebih baik dalam tinta cetak di bawah kertas dari arsip lama di Batavia, dikirim ke Batavia oleh H. J. Domis pada tahun 1828, yang menyebabkan kebingungan K. O. Xo. XXX diklarifikasi. 

Dua Prasasti tembaga tersebut berseri pertama hanya pelat 2, 3, 4, dan 7 (dari 10 atau 12) yang ada; seri kedua dari 7 lempengan lengkap dan berasal dari 865 Qaka. Kuil pemakaman Kagenengan mungkin berdiri di sini. Tentang salinan K. O. Coh. St. XXX, pl. 7 dan 9. Cohen Stuart, Prasasti Kawi (1875) hlm. XVII, 37 sq. Xo. XXX. 

Benda tersebut pernah ditawarkan sebagi barang antik. oleh Groeneveldt.

catatan :

Groeneveldt, katalog Batavia (1887) No. 830, 833, 834, 883, 942, 943, 955, 956, 981-983, 1003, 1006, 1007, 1025, 1026, 1089-1091, 1264, 1310, 1952, 1953, 2005. (Cat. Gr. keliru berbicara tentang Sonosari).   Knebel, Deskripsi barang antik Hindu di divisi Malang, Bapp. Oudh. Comm. 1902 hlm. 364 sq.

Brandes, Potongan-potongan tua bertulang yang berkaitan dengan Jawa Tua, prasasti, dan disimpan di toko buku Universitas Bijks di Leiden, Tijdchr. lih, Jenderal XLVII (1904) hlm. 448 sq.

Brandes, Jawa Tua. piagam, Verh. Kelelawar. Jenderal LX (1913) hlm. 103-108. Oudh. Versl. 1916 hlm. 104 sq. Tentang kuil pemakaman Kagenengan. Oudh. Versl. 1920 hlm. 59.

diterjemahkan Bahasa Belanda ke Indonesia : Agung Cahyo Wibowo