PRIA TAMPAN ERA SINGHASARI :

Tulisan dari bapak M. Dwi Cahyono seorang sejarawan senior yang dimilikan Malang Raya era milenial dan selalu getol membahas tentang kearjaan Singosari dalam kegiatan acara "Bedah Pararaton" dan  tulisan-tulisan artikel di Facebook, salah  satu tulisan diartikel yang membuat pikiran saya jadi tergelitik untuk mengunggah di blog pribadi saya adalah berjudul :

GAMBARAN PRIA TAMPAN ERA SINGHASARI : 

Perwajahan Arca Perwujudan Raja Anusapati

Harapan kami pembaca  bisa membaca karya tulisan bagus ini, saya unggah sesuai aslinya, monggo dinikmati : 

Seberapa tampankah pria di daerah Malang pada era Singhasari (abad XIII Masehi)? Tentu pertanyaan yang tak mudah untuk menjawabnya. Apa yang bisa dilakukan hanyalah dengan membuat prakiraan, yakni melalui telisik terhadap jejak ikonografis (seni arca) yang berasal dari masa Singhasari (sebutan yang banyak disebut dalam sumber data prasasti adalah "Tumapel"). Salah satu data visual itu adalah arca batu yang diprakirakan merupakan "arca perwujudan" raja Anusapati, yang dahulu ditempatkan pada bilik utama (garbhagreha) Candi Kidal di Tumpang Kabupaten Malang.

Arca dimaksud adalah arca batu yang relatif utuh, yang kini menjadi benda koleksi Tropen Museum pada Negeri Belanda. Berdasar laksananya yang berupa aksamala (tasbih) dan camara (kebut la- lat) yang dibawa oleh kedua tangan belakangnya, arca ini diidentifikasi sebagai arca Siwa. Asal ma- Sanya dari era Singhasari terdukung oleh pahatan pada sandaran arca (stella) bagian bawah pada kiri dan kanan kaki-- posisi berdiri tegak lurus (samabhang- ga) -- yang berupa teratai tumbuh dari borggolnya.

Apabila benar merupakan "arca perwujudan (dwa-raja)" dari raja Tumapel yang ke-2, yaitu Anusapati (prasasti Mula-Malurung 1255 Masehi menyebutnya dengan "Anusapata"), maka tahun pembuatan arca ini adalah 12 tahun pasca kemangkatan raja Anusapati). Menurut pustaka gancaran Pararaton,. Panji atau Bhattara Anusapati mangkat pada tahun Saks 1117 (1249 Masehi), sedangkan menurut ke- terangan Kakawin Nagarakretagama mangkat pada tahun 1248 Masehi. Dengan sekian arca ini dibuat pada : 12 + 1249 = 1251 Masehi, atau mungkin 12 + 1248 = 1250 Masehi.

Pararaton mengkisahkan bahwa Anusapati adalah putra Ken Dedes dengan suami pertamanya, yaitu Akuwu Tunggul Ametung. Ibunya, yakni Ken Dedes, oleh Pararaton digambarkan sebagai wanita cantik (listu hayu atau hayu anulus), yang bahkan kecan- tikannya melebihi kecantikan dari Hyang Sasadara (Rembulan,). Lantaran ibunya cantik, maka anaknya sangat mungkin berwajah tampan Jika mencermati arca perwujudannya, timbul kesan tampanan pada wajahnya. Kata orang, kecantikan ibu menurun pa- da ketampanan anaknya Mata, hidung dan bibirnya bagus. Tidak kurus, namu tidak pula kegemukan, meskipun pipinya terlihat agak chubby.(tembem) dan menggemaskan (gemoy). Arca perwujudan itu seakan "arca potret (potrait beelden)", dimana bisa jadi wajah arca perwujudan tersebut mengabadi- kan.wajah dari seseorang yang diarcadewakan.

Pandangannya lurus ke depan (enface). Telinganya mengekang sumping dan beranting-anting (kunda- la). Terdapat tiga guratan pada lehernya (ulan-ulan), sebagai petunjuk posturnya tidak kekurusan, tidak juga kegemukan. Mahkotanya berupa Kurata maku-ta. Pada sela aksesoris kebesaran tersebut, wajah tampannya tampil menonjol, mengimpresikan wajah manis-tampan. Ketampanan Anusapati adalah gambaran tentang ketampanan pria timur Gunung Kawi (kini sebagian kawasan Malang Raya). Atau dengan perkataan lain, inilah gambaran mengenai "pria tampan" di Malang Raya pada abad XIII Masehi, pada era Singhasari. Ketampanan pria Jawa masa lampau. Nuwun.

Catatan : 

terima kasih atas tayangan foto terkaji

ini pada FB Riyan Dhamma.

Sangkaling, 18 Nopember 2022

Hriyajar CITRALEKHA