Proses penggalian data sejarah tersebut mengandung unsur petualangan dan misteri yang menarik. Hal ini dapat dilihat dari perjuangan penulis dalam mengungkap kebenaran yang terpendam, yang harus dibuktikan dan didukung oleh penemuan-penemuan seperti keberadaan peninggalan-peninggalan yang tertimbun dalam tanah, baik itu bangunan bersejarah, tempat-tempat bersejarah, maupun artefak-artefak bersejarah.
Proses tersebut diatas telah menghasilkan penemuan informasi baru yang berharga. Selain berhasil menemukan bangunan tempat tinggal, bangunan tembok pembatas, dan bangunan tempat suci peninggalan masa kerajaan, penulis juga berhasil menemukan banyak saksi hidup yang pernah mendengar, melihat, atau bahkan mengalami penggalian, pengrusakan, dan pencurian peninggalan kerajaan di masa kecil atau masih remaja (saat wawancara dilakukan ketika mereka sudah berusia 60 tahun).
Dengan informasi baru tersebut, juga memberikan inspirasi bagi para penulis untuk mengangkat cerita-cerita sejarah Kepanjen yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan. Sejarah yang erat kaitannya dapat memberikan makna dan pemahaman yang lebih dalam tentang kebudayaan leluhur, sehingga kekayaan budaya tersebut dapat terus dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi-generasi selanjutnya.
2. Kelurahan Ardiredjo,
Di kelurahan Penarukan, penulis mendapatkan informasi tentang adanya perubahan struktur tanah akibat pembangunan jalur sungai molek. Hal ini menyebabkan sudetan air lama di bendung yang bernama tempat tersebut menjadi sawah Bran. Di tepi sawah Bran, penulis menemukan struktur bangunan tembok bata besar yang tertimbun cukup panjang. Menurut keterangan dari saksi hidup yang bekerja sebagai pembuat bata merah, saat ia menggali tanah untuk batu bata merah sekitar 1,5 meter, ia menemukan tembok bata yang panjang dengan arah utara-selatan. Selanjutnya, ditemukan pula uang gobok yang banyak tepat di barat tembok. (terdokumenkan)Tidak jauh dari bangunan tembok tersebut di sebelah timur, ditemukan Gua yang bernama "Sumber Urung-urung" yang letaknya berdekatan dengan keterangan keberadaan penemuan candi di atas. Menurut keterangan dari seorang warga bernama Mbah Lahuri (Almarhum), gua tersebut memiliki batu-batu yang berbentuk tempat duduk dan meja yang terbuat dari batu. Gua tersebut juga pernah digunakan untuk bertapa dan sebagai sumber air untuk suatu perkampungan. (terdokumenkan)Informasi ini memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa lalu, khususnya dalam hal kepercayaan dan ritual yang dilakukan. Gua Urung-urung juga menjadi bukti keberadaan sumber air yang penting bagi perkampungan di sekitarnya.
5. Desa Tegalsari dan desa Kemiri
Desa Jenggolo, yang terletak di kecamatan Kepanjen, dikenal sebagai daerah yang kaya akan peninggalan sejarah dibandingkan dengan desa-desa lain di kecamatan Kepanjen. Penulis menduga bahwa pada era kerajaan Kanjuruhan dan kerajaan Medang dengan rajanya Empu Sendok, sungai Metro telah menjadi jalur transportasi utama yang ramai, sehingga banyak peninggalan berkelas atau penting yang ditemukan di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sungai Metro merupakan jalur sibuk pada masa lalu.
0 komentar anda:
Posting Komentar