Ditulis : Agung Cahyo Wibowo
Selain Candi Badut peninggalan purbakala yang terdapat di daerah Malang adalah sebagai berikut :
3.
Candi
Jago di daerah Tumpang
4.
Candi
Singasari di daerah Singasari
5.
Candi
Sumberawan di daerah Singasari
6.
Pemandian
di Watu Gede.
Untuk lebih jelas marilah kita ikuti
pembahasannya satu per satu
2. CANDI KIDAL
berlokasi di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten
Malang
Candi
Kidal (tinggi 12,5 m, luas: 35 m2) Candi Kidal dibangun pada
1248 M,
Candi Kidal berdiri dengan kokoh di sebuah taman indah yang dikelilingi
oleh pohon-pohon rindang. Ngalamers akan bisa merasakan keagungan
Kerajaan Singosari jaman dahulu yang dipadu dengan hijaunya lingkungan
sekitar. Candi Kidal terbuat dari batu andesit dengan kaki candi yang lebih
tinggi dan ukuran tubuh yang lebih kecil daripada luas kaki serta atap
candi. Atapnya yang terdiri atas 3 bagian dulunya merupakan tempat
berlian kecil yang tepat diletkakkan di tiap pojok. Candi bercorak Hindu ini dibangun untuk menghormati Raja
Anusapati yang tidak lain adalah putra dari Tunggul Ametung yang tewas
dibunuh oleh Tohjaya untuk merebut kekuasaan Kerajaan Singosari.
Pada bagian kaki candi terpahatkan tiga buah relief Garuda, yang
melambangkan
Garuda dalam kisah Legenda Garudeya, yaitu
(1) Garuda
sedang melayani ular,
(2) Garuda sedang membawa air tirta amerta dan
(3)
garuda sedang menyelamatkan ibunya.
Terdapat satu kepala Kala diatas
pintu masuknya, simbol tolak bala, serta
Terdapat empat patung
Kalamakara di keempat sudut kakinya - binatang khayalan yang memiliki
bentuk berkepala Ikan, berbadan Burung.
PENDAPAT
Sebuah
pertanyaan, mengapa dipahatkan relief garuda (garudeya) pada candi
kidal ?
Apa hubungannya dengan Anusapati ? Kemungkinan besar sebelum
meninggal, Anusapati berpesan kepada keluarganya agar kelak dicandi yang
didirikan untuknya supaya dibuatkan relief Garudeya. Dia sengaja
berpesan demikian karena bertujuan meruwat ibunya, Kendedes, yang sangat
dicintainya, yang selalu menderita dan selama hidupnya belum sepenuhnya
menjadi wanita utama.
Candi kidal tidaklah
sepopuler temannya Candi Singosari, Jago atau Jawi.
Dilihat
dari usianya, Candi Kidal merupakan candi paling tua dari peninggalan
candi-candi di Jawa Timur. Hal ini karena periode Airlangga (11-12 M)
dan (Kediri (12-13 M) tidak meninggalkan sebuah candi, kecuali Candi
Belahan dan Jolotundo yang sesungguhnya bukan merupakan candi melainkan
pertirtaan.
Bertitik tolak dari uraian diatas, dengan masih memiliki
corak Jawa Tengahan dan mengandung unsur Jawa Timuran, maka Candi Kidal
dibangun pada masa transisi dari kedua periode tersebut. Bahkan Candi
Kidal disebut sebagai prototipe candi periode Jawa Timur-an.
Nama Kidal sendiri sangat mungkin berasal dari bentuk ragam hias candi makam Anusapati yang tidak lazim, dimana umumnya ragam hias terutama relief-relief pada candi bersifat paradaksina (sansekerta = searah jarum jam, dari kanan ke kiri), tetapi Candi Kidal justru bersifat prasawya (sansekerta = berlawanan arah jarum jam, dari kiri ke kanan). Kidal sendiri dalam bahasa Jawa Kuno bermakna “kiri”.
Candi Kidal adalah satu-satunya candi Jawa yang meiliki narasi cerita Garuda terlengkap.