Menemukan Berlian di Tumpukan Jerami
Bio Data Teguh Santosa
Bio Data Teguh Santosa

Teguh Santosa meninggal dunia pada saat dunia komik Indonesia sedang mengalami kegalauan karena terjadi โpenjajahanโ oleh komik impor Jepang pada tanggal 20 Oktober 2000 akibat kanker yang menyerang tangan kanannya. Karya pertama Teguh Santosa berjudul Paku Wojo dibuatnya pada tahun 1964, kemudian diikuti dengan karya roman sejarah Ranggalawe pada tahun yang sama. Selama hidupnya, Teguh Santosa berhasil menciptakan tidak kurang dari 125 judul komik.
Teguh, yang menikah dengan Sutjiati (almarhumah), memiliki empat anak
bernama Theaterina Onwardini, Dhani Valiandra, Aprodita Anggraini, dan
Dody Syailendra. Bakat seni turun kepada Dhani dan Dody yang memilih
untuk kuliah di Institut Seni Indonesia, mewarisi darah seni dari
ayahnya Teguh. Teguh sendiri berasal dari keluarga seniman ketoprak,
ayahnya Soemarmo Adji dan ibunya Lasiyem adalah pemilik tobong ketoprak
"Krido Sworo" yang terkenal. Teguh sendiri hanya menyelesaikan SMA di
Malang, lalu pada tahun 1966 pindah ke Yogyakarta dan bergabung dengan
"Sanggar Bambu", berguru melukis pada Kentardjo, Soenarto PR, dan
sastrawan Kirdjomulyo. Menjelang akhir hidupnya, Teguh masih mengigau
dalam ketidaksadarannya: "Keris itu harus dilempar ke lereng
Tengger...". Teguh meninggal dengan tenang pada dini hari tanggal 25
Oktober 2000.