Mengangkat Cerita Seni Budaya Lokal
ditulis : Agung Cahyo Wibowo
Cerita Panji adalah sekumpulan
cerita pada masa Hindu-Budha di Jawa yang berkisah seputar kisah asmara
Panji Asmorobangun dan Puteri Candrakirana (Dewi Sekartaji) yang penuh
dengan petualangan sampai akhirnya memerintah di Kerajaan Kadiri.
Cerita Panji adalah cerita Jawa
asli yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah nusantara (Bali, Sunda,
Lombok, Kalimantan, Palembang , Melayu) serta di berbagai negara di
daratan Asia Tenggara. Hal ini merupakan aspek penting yang perlu
disosialisasikan sebagai alternatif cerita wayang yang selama ini hanya
menjadi monopoli Mahabarata dan Ramayana yang datang dari India .
Beberapa kesenian tradisional
yang selama ini menggunakan cerita Panji misalnya Wayang Beber (Malang),
Wayang Topeng (Pacitan), wayang golek Kediri, wayang thengul
(Bojonegoro) , wayang krucil (Nganjuk), Legong Kraton (Lasem), Lutung
Kasarung (Jabar) dan banyak kesenian di Bali, Kalimantan, Kamboja dan
sebagainya.
Sementara yang berupa fisik,
terpahat dalam relief di beberapa candi (punden berundak) di lereng
Gunung Penanggungan, Candi Penataran dan peninggalan purbakala di lereng
gunung Arjuno. Bahkan, patung Panji pernah ditemukan di Candi Selokelir
di lereng Penanggungan. Panji adalah tokoh manusia biasa, yang
merupakan Pangeran Jawa dan bukan pahlawan pendatang seperti Rama dan
Pandawa. Panji adalah sosok yang piawai berolah seni, seorang Maecenas
kesenian Jawa masa lalu.
Panji acap diceritakan sebagai
pemain musik, penari, pemain drama (sendratari) dan penulis puisi. Panji
adalah tokoh teladan masa lampau, dan perilakunya merupakan teladan
arif dalam mengembangkan lingkungan dengan cara-cara yang sarat dengan
nilai ekologis. Keteladanan Panji sebagai seseorang yang dipredikati
sebagai pahlawan budaya masa lalu (masa Hindu-Budha) itulah kiranya yang
perlu diupayakan untuk dapat ditransformasikan bagi pengembangan
kesenian lokal dan pertanian serta pengelolaan lingkungan hidup pada
masa kini maupun mendatang.
"Pada acara Sarasehan Ngunggar Greget Seniman, Sastrawan, Budayawan Kabupaten Malang", se Malang selatan yang diselenggarakan oleh masyarakat Kepanjen Malang yang di didukum oleh Paguyuban Java Cultura, yang difasilitasi oleh camat Kepanjen, berkeinginan mewujudkan ibu kota Kabupaten Malang menjadi "Kota Wisata berbasis Seni dan Budaya".
Semoga dukungan dari masyarakat, para pengusaha lokal, utamanya pemerintah bisa memfasilitasi misi kumpulan putra daerah yang punya harapan ikut "mewarnai daerah kelahirnya". dan mudah mudahan penyingkapan seni budaya lokal tidak selalu terjawab terlambat, yang paling penting perlunya bersama merapatkan barisan untuk kepentingan bersama, sebagai upaya dalam mengisi seni budaya daerah yang tidak menyimpang dari pakem sejarah daerah terkait.