Penemuan Benda Sejarah

Penemuan Awal 
Struktur Candi Bata Merah dan Arca Hindu 
di Sumberpucung, Kabupaten Malang


Penulis : Agung Cahyo Wibowo
Tanggal Temuan Lapangan : 20 Agustus 2020
Lokasi : Dekat Danau Baon, Senggreng, Kec. Sumberpucung, Malang, Jawa Timur




Abstrak

Penelitian ini melaporkan penemuan awal sebuah struktur bangunan kuno dari bata merah serta 31 arca kecil yang diduga merupakan peninggalan Kerajaan Hindu di wilayah selatan Malang, Jawa Timur. Temuan ini berlokasi di Desa Senggreng, dekat Danau Baon, Kecamatan Sumberpucung. Wawancara dengan saksi mata lokal dan observasi di lapangan mengindikasikan adanya struktur menyerupai altar dengan dimensi 4 x 4 meter serta keberadaan arca-arca yang sebagian terbuat dari batu kali khas Sungai Brantas. Temuan ini berpotensi besar dalam memperkaya data arkeologi lokal, namun masih membutuhkan penelitian lanjutan dan pelestarian resmi.

Kata kunci: Situs purbakala, arca Hindu, bata merah kuno, Malang selatan, Ganesha, Durga


1. Pendahuluan

Wilayah Jawa Timur dikenal kaya akan peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkembang di Nusantara, seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Namun demikian, sebagian besar situs yang belum terdaftar resmi masih tersembunyi dan kurang terawat. Penelitian ini mengangkat penemuan awal sebuah struktur bangunan kuno yang berlokasi di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, yang belum terdokumentasi secara akademik maupun instansi pemerintah.



2. Metode

Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif, dengan pendekatan eksploratif. Data diperoleh melalui:
  • Observasi langsung di lokasi temuan pada tanggal 20 Agustus 2020
  • Pengukuran dimensi bata dan struktur bangunan yang tersisa
  • Wawancara naratif dengan penduduk lokal bernama Mbah Ngateno, yang mengklaim telah mengetahui keberadaan struktur ini sejak tahun 1970, setelah Gestapo
  • Dokumentasi foto dan catatan lapangan


3. Hasil

Dari hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:
Struktur bangunan tersusun dari bata merah kuno berukuran 20 cm x 26 cm x 8 cm, berukuran lebih besar dari bata modern

Struktur utama menyerupai altar berbentuk persegi dengan dimensi sekitar 4m x 4m
  • Kondisi sebagian besar bata telah rusak dan berserakan, akibat tidak adanya perlindungan maupun penanganan profesional
  • Ditemukan 31 arca kecil, sudah hilang, dengan ukuran rata-rata tinggi sekitar 40 cm
  • Dua arca di antaranya terbuat dari batu kali, diduga berasal dari aliran Sungai BrantasSaat ini tersimpan dua arca penting di rumah warga: 
    • Arca Ganesha, dalam kondisi utuh
    • Arca Dewi Durga, dalam kondisi tidak utuh (bagian kaki hilang)



4. Diskusi

Ukuran bata dan bentuk struktur menunjukkan ciri khas bangunan religius masa Hindu Klasik di Jawa Timur, yang lazim ditemukan pada masa Kerajaan Kediri hingga Majapahit. Keberadaan arca Ganesha dan Durga semakin memperkuat dugaan bahwa situs ini memiliki fungsi keagamaan Hindu.

Menurut Mbah Ngateno, Tata, arca-arca dan struktur ini pertama kali terlihat ketika beliau masih remaja, sekitar tahun 1970. Pada masa itu, tumpukan bata masih tampak utuh di antara rerumpun bambu petung, dan arca-arca terdapat di sekelilingnya. Bangunan itu sudah dalam keadaan rusak sekitar tahun 1950.

Sayangnya, karena belum ada pelibatan resmi dari arkeolog atau pemerintah, situs ini mengalami kerusakan akibat ketidaktahuan masyarakat dalam menangani benda purbakala. Temuan ini mengindikasikan pentingnya pelibatan masyarakat dan edukasi sejarah lokal.



5. Kesimpulan

Temuan awal berupa struktur bata merah dan arca Hindu di Desa Senggreng merupakan bukti arkeologis yang penting dan perlu perhatian lebih lanjut. Lokasi ini berpotensi sebagai bagian dari situs keagamaan masa Hindu klasik di Malang Selatan. Penanganan konservatif dan kajian arkeologi lanjutan sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dan menjaga nilai historisnya.



6. Saran
  • Disarankan dilakukan ekskavasi awal oleh tim arkeologi dari BPCB Jawa Timur.
  • Arca-arca yang masih tersimpan di rumah warga sebaiknya diamankan dan dicatat secara resmi.
  • Diperlukan program edukasi untuk warga mengenai pelestarian situs purbakala.
  • Situs ini sebaiknya dipertimbangkan sebagai Cagar Budaya Lokal untuk perlindungan jangka panjang.

 

0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO
PILIH JUDUL DIBAWAH INI :