Peduli Legenda Sejarah Lokal




Latar Belakangnya
Penulisan legenda dan sejarah  sangat krusial bagi keberlangsungan kehidupan masa kini dan masa depan. Pada masa lalu leluhur menghadapi peristiwa dan menyelesaikan masalah bukan sekedar jatuh dari langit atau pemberian dari penjajah, tetapi melalui suatu proses panjang dengan cara pendekatan pada sang pencipta, berjuang melawan ganasnya jaman demi mewujudkan hal yang terbaik untuk semua generasi.

Sehingga tidaklah berlebihan jika penulis dalam mencari data dan upaya memberikan suatu  informasi dengan menulis artikel di :

webs : http://www.agungkepanjen.blogspot.com

Tujuannya :
Adapun tujuan menulis yaitu:
  1. Menggali sejarah dan menginformasikan segala sesuatu, baik itu saksi fakta data, situs peninggalan maupun peristiwa, pendapat dan pandangan terhadap fakta data dan peristiwa.
  2. Menggali legenda, cerita rakyat, dongeng dan menginformasikan segala sesuatu cerita sesepuh daerah, dari media cetak yang didukung fakta data dan peristiwa.
  3. Berusaha membuat tulisan Artikel tentang legenda, sejarah dengan lebih sistematik, fokus, dan bisa diambil hikmah dibalik suatu kejadian tersebut.
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat dengan mata kepalanya sendiri dan mengalami sendiri peristiwa tersebut . Sumber sekunder yaitu kesaksian dari saksi orang lain.

Original Post at: http://gandrungrontak.blogspot.co.id/2013/11/metode-penulisan-sejarah.html
Metode
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat dengan mata kepalanya sendiri dan mengalami sendiri peristiwa tersebut . Sumber sekunder yaitu kesaksian dari saksi orang lain.

Original Post at: http://gandrungrontak.blogspot.co.id/2013/11/metode-penulisan-sejarah.html

1. Menggunakan Data primer
karena data sumber penulis didapat secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang), mengumpulkan sumber data berupa foto kejadian, maupun hasil observasi dari suatu obyek pembahasan.

Karena dengan menggunakan Data Primer mempunyai kelebihan yaitu lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan apa yang dilihat.dan didengar langsung oleh penulis sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber yang fenomenal dapat dihindari.
Tentu juga ada kekurangan dari data primer karena membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif cukup besar.

2. Menggunakan Data sekunder karena data sumbe rpenulis didapat secara langsung melalui buku-buku literatur, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan/Internet untuk membaca banyak buku yang berhubungan dengan suatu judul/tema penulisan Artikel.

Karena dengan menggunakan data sekunder mempunyai kelebihan waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh penulis untuk mengklasifikasi permasalahan dan mengevaluasi data, relatif lebih sedikit.

Tentu juga ada Kekurangan dari pencarian data secara sekunder karena dimungkinkan sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat mempengaruhi hasil penelitian.




Merealisasi Ide Gagasan
Menggali, Melestarikan dan Mengembangkan
Seni-Budaya-Legenda-Sejarah
Malang - khususnya Ibukota Kepanjen
 
Proses Menggali 
Penulis tidak terlalu muluk-muluk dalam berangan-angan, hanya diawali dengan hobby trafeling yang diniatkan untuk silaturrohmi ke orang-orang tua dan orang yang peduli seni-budaya., dari hasil pembicaraan ini oleh penulis didokumentasi dengan catatan kertas, foto, dipinjami dan diberi foto-foto tempo dulu tentang Kepanjen Malang.


Proses Melestarikan
Dengan pengamatan dan renungan akhirnya kami menemukan ide-ide, karya seni dan karya tulis berupa :
1. Mengkoleksi foto-foto tempo khusus Kepanjen (2.130 foto)
    - mengadakan pameran foto tempo dulu
      (klik dokumen kepanjen)


2. Membuat catatan dan arsip data foto sejarah yang akhirnya 
    menjadi koleksi pribadi diwujudkan dalam 
    Musium Foto, Dokumen Kepanjen DHARMA WIYATA

3. Melakukan obrolan bersama masyarakat di warung kopi, untuk mencari 
    atau soiali data cerita rakyat

Proses Mengembangkan
1. Membuat buku legenda sejarah Malang
2. Menemukan sejarah peradapan awal Kepanjen (bisa menjadi ikon baru)
3. Membuat  i d e - i d e   k a r y a   s e n i   (batik dan ukir)
4. Siap bekerja sama dengan semua pihak, 
    Dengan kerendahan hati saya mohon saran kritikan yang membangun, juga restu dan doa kepada para pembaca, agar kita selalu diberi kemudahan dan kelancaraan oleh Allah SWT. amin.....



    Pelukis Komik Asal Kepanjen Malang

    Menemukan Berlian di Tumpukan Jerami
    Bio Data Teguh Santosa




    Bagi para pencinta komik, nama Teguh Santosa tentu tak asing lagi. Komikus kelahiran Malang, Jawa Timur pada tanggal 1 Februari 1942 (meninggal pada tanggal 25 Oktober 2000) ini pernah menjadi salah satu komikus papan atas Indonesia pada zamannya bersama dengan R.A. Kosasih, Jan Mintaraga, Hans Jaladara, dan Ganes Th. Dengan ciri khas gambar-gambarnya yang eksotik dan detail garis ilustratif, Teguh Santosa pernah dipinang oleh Marvel Comics, salah satu penerbit komik terbesar di dunia yang berbasis di New York, sebagai ink-man. Serial Conan, Alibaba, dan Piranha adalah tiga serial komik yang pernah digarap oleh komikus yang terkenal lewat tokoh Mat Pelor ciptaannya ini sebagai ink-man.
     
    Teguh Santosa meninggal dunia pada saat dunia komik Indonesia sedang mengalami kegalauan karena terjadi ”penjajahan” oleh komik impor Jepang pada tanggal 20 Oktober 2000 akibat kanker yang menyerang tangan kanannya. Karya pertama Teguh Santosa berjudul Paku Wojo dibuatnya pada tahun 1964, kemudian diikuti dengan karya roman sejarah Ranggalawe pada tahun yang sama. Selama hidupnya, Teguh Santosa berhasil menciptakan tidak kurang dari 125 judul komik.

    Teguh, yang menikah dengan Sutjiati (almarhumah), memiliki empat anak bernama Theaterina Onwardini, Dhani Valiandra, Aprodita Anggraini, dan Dody Syailendra. Bakat seni turun kepada Dhani dan Dody yang memilih untuk kuliah di Institut Seni Indonesia, mewarisi darah seni dari ayahnya Teguh. Teguh sendiri berasal dari keluarga seniman ketoprak, ayahnya Soemarmo Adji dan ibunya Lasiyem adalah pemilik tobong ketoprak "Krido Sworo" yang terkenal. Teguh sendiri hanya menyelesaikan SMA di Malang, lalu pada tahun 1966 pindah ke Yogyakarta dan bergabung dengan "Sanggar Bambu", berguru melukis pada Kentardjo, Soenarto PR, dan sastrawan Kirdjomulyo. Menjelang akhir hidupnya, Teguh masih mengigau dalam ketidaksadarannya: "Keris itu harus dilempar ke lereng Tengger...". Teguh meninggal dengan tenang pada dini hari tanggal 25 Oktober 2000.

    ARTIKEL POPULER

    KELUARGA DALEM DHARMOREDJO

    KELUARGA DALEM DHARMOREDJO
    PILIH JUDUL DIBAWAH INI :