Pencinan Kepanjen jaman Belanda



Jejak Sejarah: 
"Menelusuri Jalan Pecinan Kepanjen
di Sepanjang Jalan Pasar pada tahun 1942"

oleh : Agung Cahyo Wibowo 



Penulis membaca jejak sejarah yang menarik berjudul "Chineesche Burgerwacht opgericht te Kepandjen De eerste in de residentie Malang", pada koran "Soerabaijasch handelsblad" yang beredar di Soerabaja, tanggal 02-02-1942, halaman 2. Di dalamnya, terdapat berbagai peristiwa bersejarah yang mencakup kejadian perkembangan letak pasar besar baru yang mulai beroperasi tahun 1926.

Dampak dari perpindahan pedagang dari pasar lapangan Sawunggaling (sekarang Sultan Agung) ke pasar baru, membuat perpindahan penduduk dari kota Malang, Kota Blitar, dan Kota Surabaya untuk tinggal dan membangun toko di sepanjang pasar besar baru, yang letaknya di lintasan jalan Malang-Blitar.

Jejak sejarah ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan perpindahan penduduk suku Cina dari luar daerah dan perubahan bangunan tempat yang terjadi di berbagai aspek kehidupan untuk tempat perdagangan mulai tahun 1926 sampai tulisan di koran ini. Untuk nama jalan itu, akhirnya dikenal dengan jalan Pecinan, dan nama jalan ini berubah lagi saat penyerahan Belanda dan pada tahun 1950 menjadi jalan Pahlawan (sekarang berubah lagi menjadi jalan Ahmad Yani). Kembali ke isi artikel koran diatas adalah sebagai berikut :

Pada hari Rabu, 28 Januari, Chlneesche Burgerwacht untuk pertama kalinya beraksi di ibukota kabupaten Kepandjen di Malang Selatan. Setelah pertemuan penjajakan di Kepandjen yang dihadiri oleh patih Malang Mas Soerojo, wedono Kepandjen Raden Istomo, anggota dewan reeentschap Mr Tan Sik Hie, serta seorang perwira polisi lapangan, diputuskan untuk membentuk korps ini. Korps ini terdiri dari 70 pria yang mengenakan seragam abu-abu yang telah dibeli.
Raden Soewarlo, asisten wedono Kepandjen, dan Mr Tan Sik Hie ditunjuk sebagai komandan. Beberapa komandan tim juga telah ditunjuk. Korps ini diberi nama P (embantoe) P (endjagaan) M (alem) dan setiap anggota diberikan identitas pribadi. Awalnya, korps ini disebut sebagai badan pembantu polisi, dan setiap malam mereka akan membentuk formasi dan melakukan patroli di Kepandjen, dimulai pada hari Rabu. Terdapat delapan tim yang dibentuk.

Selain itu, kerjasama akan dilakukan dengan kelompok L.8.D. di Kepandjen untuk menyediakan layanan pemadam kebakaran, memberikan bantuan kepada korban dalam pemboman, membersihkan rumah-rumah yang runtuh, dan sebagainya. Vigilante sukarela ini direkrut dari kalangan penduduk Chlneesche dewasa di wilayah tersebut, dan mereka merupakan yang pertama dari jenisnya di kediaman Malang. Organisasi ini berkembang dengan cepat. Termasuk pakaian dan peralatan yang mereka miliki, hal ini menjadi bukti semangat yang mendorong wedono Kepandjen yang baru dalam bekerja.....!


BACA ARTIKEL :
SEJARAH PASAR KEPANJEN MALANG




0 komentar anda:

ARTIKEL POPULER

edisi kusus

edisi kusus
Klik gambar... untuk melihat cerita, silsilah, foto keluarga Darmoredjo