Mengenal Lebih Dekat Kepanjen

🏠
Museum Foto, Dokumen dan Benda Sejarah Kepanjen



PROFIL LEMBAGA

A.  LATAR  BELAKANG


















B.  TUJUAN DAN MANFAAT


Bertujuan untuk membangun kesadaran dan kecintaan terhadap sejarah lokal di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, melalui kegiatan yang sederhana namun berdampak

Manfaat :
-1- Pelestarian Identitas Budaya


Kegiatan yang sudah dilakukan :
Mengadakan pameran di ruang publik yang menampilkan  foto-foto lama, dan cerita rakyat Kepanjen.

Menyelenggarakan lomba mewarnai dan Menggambar bagi siswa TK dan SD (kelas 1,2,3) dengan tema sejarah dan budaya Kepanjen.

Mengajak warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan mengunjungi dan sudah memulai merawat situs-situs bersejarah setempat.

Membuat akun media sosial yang berbagi fakta menarik dan cerita sejarah Kepanjen secara rutin untuk menarik perhatian generasi muda.

Kegiatan yang belum dilakukan
Pojok Sejarah di Pasar Tradisional

Menyelenggarakan kelas-kelas singkat tentang sejarah lokal dan keterampilan kerajinan tangan tradisional Kepanjen.


C.  STRUKTUR ORGANISASI


Pembina :
- Camat Kepanjen
- Kapolres Malang

Ketua         : Agung Cahyo Wibowo, SKomp

Sekertaris : Salsabila Agfa Syakira, STek.

Bendahara: Dra. Titik Sri Endah Wati,

Anggota :
1. H. Ir. Bambang / Sam Timur (Kepanjen)
2. Andy Prasetya (Sumberpucung)
3. Ir. Budi (Sengguruh)
4. Arifin (Pakisaji)


D.  IJIN DAN TEMPAT KEGIATAN


IJIN

Akta Notaris No. 17 tahun 2007
Asrul Hakim, SH


Tempat Kegiatan :

Museum Foto, Dokumen dan benda Sejarah Kepanjen
"DHARMA WIYATA"



👉  Ruang menampilkan foto-foto Kepanjen tempo dulu.
👉  Ruang dan rak pajang untuk buku dokumen, kliping,
       arsip formal, buku kuno, dan buku-buku tentang Sejarah.

👉  Ruang dan rak pajang untuk menampilkan penemuan
       berupa bata, batu, kayu, dan logam yang menjadi
       bukti sejarah di Malang Selatan



 


 

E.  KENDALA RENCANA KEGIATAN


Berikut adalah beberapa kendala yang mungkin dihadapi dalam upaya “Menggali dan Melestarikan Sejarah Kepanjen untuk Menginspirasi Generasi Muda”:

Kendala yang Dihadapi :

1.   Kurangnya Dokumentasi dan Data Sejarah

Banyak aspek sejarah Kepanjen yang belum terdokumentasi dengan baik, sehingga sulit untuk menemukan dan mengarsipkan informasi yang akurat dan lengkap.

2.   Sumber Daya dan Pendanaan yang Terbatas

Upaya pelestarian sering kali terhambat oleh keterbatasan anggaran dan sumber daya, yang mengakibatkan kesulitan dalam menjaga dan merawat situs-situs bersejarah.

3.   Kerusakan dan Deteriorasi foto dan Dokumen Sejarah

Banyak Foto dan dokumen sejarah yang mengalami kerusakan atau kemunduran kondisi akibat kurangnya perawatan atau karena pengaruh cuaca dan lingkungan.

4.   Perubahan Modernisasi dan Pembangunan

Pembangunan dan modernisasi yang cepat dapat mengancam kelangsungan situs-situs bersejarah yang belum dilindungi atau dilestarikan dengan baik.

5.   Kurangnya Dukungan dari Pemerintah dan Pemangku Kepentingan

Tanpa dukungan yang kuat dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, upaya pelestarian sejarah dan budaya sering kali menghadapi banyak rintangan.

6.   Kesulitan dalam Melibatkan Generasi Muda

Menciptakan program yang menarik bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam pelestarian sejarah bisa menjadi tantangan, terutama dalam era digital yang penuh dengan hiburan modern.

7.   Kompleksitas Hukum dan Peraturan

Aturan dan regulasi yang terkait dengan pelestarian situs bersejarah dapat rumit dan memberatkan, menyulitkan implementasi program pelestarian.



F.  PENUTUP




 


 


   


Perkembangan Islam di Malang






GUMUK BERUNDAK BATU BATA"


oleh : Agung Cahyo Wibowo
 

Berdasarkan informasi pemilik tanah (saksi pertama) yang diberikan, terdapat dua situs yang menjadi perhatian, yaitu situs tanah berundak dan bangunan panggung yang terletak di sebelah baratnya, serta bangunan kecil yang diduga sebagai langgar di sebelah situs panggung (lihat gambar diatas). Pemilik tanah merobohkan situs tanah berundak pada tahun 1979 karena ketidaktahuannya tentang manfaat situs tersebut dan posisi situs yang berada di tengah-tengah tanah pekarangan miliknya. Situs bangunan panggung kemudian dihancurkan juga dan digunakan sebagai lahan pertanian pada tahun 1985-an, sedangkan bangunan kecil yang diduga sebagai langgar dirobohkan dan digantikan dengan pembangunan Tower Telkom pada tahun 2000-an.

Menurut saksi mata, situs bangunan panggung berupa tumpukan batu bata berbentuk segi empat yang diduga sebagai bangunan panggung. Selain itu, terdapat pula bangunan kecil yang diduga sebagai langgar yang digunakan untuk pengimaman saat sholat berjamaah.

Sayangnya, keberadaan situs-situs tersebut telah hilang dan tidak dapat dipulihkan kembali. Penghancuran situs-situs bersejarah yang dilakukan oleh pemilik tanah tanpa mempertimbangkan nilai sejarah dan kebudayaan yang terkandung di dalamnya sangat disayangkan, karena situs-situs tersebut merupakan warisan budaya yang penting bagi generasi masa kini dan yang akan datang. Oleh karena itu, perlu kesadaran bersama untuk menjaga kelestarian situs-situs bersejarah agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Keterangan lain dari ahli waris (saksi keempat) dan orang kampung sebelah adalah bahwa di sekitar area tempat situs tersebut juga pernah ditemukan beberapa "gerabah kuno", "arca", "pecah belah", dan "patung emas". Saat ini, area bekas gedung bioskop tersebut sedang dibangun menjadi gudang.


Kemungkinan besar perubahan bentuk, fungsi, dan lokasi tinggalan arkeologis dari masa Hindu-Buddha di Malang, termasuk Kota Kepanjen, dapat dikaitkan dengan proses islamisasi yang terjadi di daerah tersebut.

Seperti yang diketahui, islamisasi di Indonesia dimulai sekitar abad ke-13 dan 14 Masehi, dan Malang merupakan salah satu daerah yang terkena dampaknya. Pada masa itu, agama Islam mulai masuk ke Malang melalui para pedagang dan pemuka agama Islam yang datang dari luar daerah.

Dengan masuknya agama Islam, terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk perubahan dalam bidang arsitektur dan seni. Banyak bangunan-bangunan Hindu-Buddha yang diubah menjadi bangunan Islam dengan menambahkan elemen-elemen Islamik seperti kubah, mihrab, dan lain sebagainya.

Selain itu, beberapa tinggalan arkeologis dari masa Hindu-Buddha mungkin juga dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis atau lebih dekat dengan tempat ibadah Islam untuk mempermudah akses bagi para jemaah.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa perubahan-perubahan ini tidak terjadi secara seragam di seluruh wilayah Malang, dan masih banyak tinggalan arkeologis dari masa Hindu-Buddha yang dapat ditemukan di sana. Oleh karena itu, studi tentang sejarah Malang, termasuk Kota Kepanjen, sangatlah penting untuk memahami bagaimana agama Islam memengaruhi kehidupan masyarakat dan budaya lokal di wilayah tersebut.



 

ARTIKEL POPULER

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO

KELUARGA DALEM DHARMOREDJO
PILIH JUDUL DIBAWAH INI :