Penemuan Baru Arca Hindu



Bukti Sejarah ditemukan
 di lereng selatan Gunung-Kawi


Saat penulis sedang minum kopi bersama teman-teman di warung Kepanjen, datanglah Ust. Nur Fauzi, sambil duduk beliau berkata, “mas... sudah tahu ngak ada penemuan Arca di Jatiguwi-Pucung....!”. 

Mendengar info terseut penulis mencoba mencari informasi tentang kebenaran berita tersebut, kebetulan tempat tersebut tidak jauh dari kota Kepanjen. Setelah mencari informasi ternyata banyak orang didaerah tersebut yang tidak tahu informasi ini, tapi akhirnya penulis bisa ketemu nara sumber yang bernama Mbah Ngatiran, pada hari Selasa, 5 septemer 2015 telah menemukan berupa :
Arca Dewi Durga setinggi 56 centimeter,
Satu arca yang bagian atas tubuhnya, sudah rusak. Praktis hanya tampak bagian perut hingga kaki.
Beberapa batu-bata berukuran super besar.

Lokasi penemuan ini di Dusun Mentaraman Desa Jatiguwi, Sumberpucung- Malang. Tapi sayang saat itu penulis tidak bisa mendokumentasikan, karena sudah dibawah ke Polsek Sumberpucung untuk disimpan.

Akhirnya penulis mencoba untuk mencari informasi dari internet tentang Arca Dewi Durga tersebut, ternyata disitu sudah ada ulasan langsung dari seorang arkeolog bapak Dwi Cahyono (dari Universitas Negeri Malang), menurut observasi sekilas, bapak Dwi Cahyono telah menduga bahwa :

  1. Tempat ditemukan Arca tersebut merupakan desa paling tua di Kabupaten Malang, dan mungkin juga bekas tempat berdirinya candi dijaman Majapahit sekitar abad ke-13. 
  2. Bisa jadi juga merupakan lokasi candi di masa akhir Kerajaan Singhasari
  3. Arca Dewi Durga Mahesa Sura Mardhini, yang lazim terdapat di candi sekte Hindu Syiwa, dengan format (pakem) untuk meletakkan arca Dewi Durga di relung sebelah utara. Relung belakang diletakkan arca Ganesha, relung selatan arca Syiwa Mahaguru atau arca Agastya, serta di depan ada arca Nandhiswara dan Mahakala. Hal itu bisa dilihat dari ekonografris atau relif arcanya. 
  4. Arca Dewi Durga yang ditemukan Ngatiran itu memiliki 8 tangan, namun hanya 2 tangan yang masih tampak jelas. Sementara 6 tangan lainnya, rusak. Dua tangan yang masih tampak, menggambarkan sisi amarah dari Durga. Temuan ini sungguh luar biasa, hingga kini belum pernah terungkap candi di sebelah selatan Gunung Kawi. 


Pendapat Penulis :

Pertama ; 
Telah di temukannya peninggalan Mataram Kuno atau Mataram Hindu abad 9 berupa prasasti, didaerah Dusun Kemuning, desa Kranggan atau di selatan gunung Kawi. .........baca artikel

Kedua :
Legenda Keraton Gunung Kawi yang sudah ada sejak tahun 861, dijaman Empuk Sindok raja Mataram Kuna/Hindu pindah ke Jawa Timur, hampir bersamaan dengan berdirinya Candi Songgoriti. ..........baca artikel

Ketiga : 
Legenda sejarah tentang adanya padepokan Sengguruh (wilayah Tumapel Lama)di lereng Timur Gunung Kawi saat keemasan dan dijaman keruntuhan kerajaan Mojopahit, yang akhirnya menjadi kerajaan, dan sempat melindungi Raja Brawijaya..........baca artikel 

Penulis sudah membuat buku tentang legenda kerajaan Sengguruh, berdasarkan peninggalan arca, parasasti, cerita dongeng, sesepuh lokal yang ada di Malang Selatan. 
Kami mencoba menambahkan informasi tentang penemuan arca Dewi Durga diatas, sebenarnya masih ada patilasan yang ada di dusun tersebut berupa "watu kloso", yang konon lempengan batu ini dulu digunakan untuk bertapa.

Menurut sesepuh yang mempunyai kemampun panca indra ke 6, memberi penjelasan tentang area ditemukannya arca tersebut, beliau menerangkan, bahwa tempat itu dulu adalah sebuah perkampungan ramai ditimur letak "watu kloso" tersebut terdapat pasar tradisional kemungkinan pada jaman Mojopahit/Jenggola.

Setelah kedatanglah pasukan mataram Islam dan tinggal disitu, akhirnya lebih dikenal Mentaraman..........baca artikel 

Menurut sumber sesepuh lain dari desa Senggreng, bahwa daeran Metaraman itu ada jalan lama yang menghubungkan antara desa Jenggolo melalui desa Senggreng, meleti dusun mentaraman dan menuju gunung kawi, dipersimpangan jalan menuju ke arah timur melalui dusun Kemuning, dusun Genengan dan desa Sutojayan, Gelanggang menuju Candi Kidal.

Pada jaman kompeni Belanda abad 18 dibangunlah jalan jalur Malang-Blitar, saat itu pasar mentaraman dipindah ke tepi "jalan besar" tepatnya didesa Ngebruk sampai saat ini.

Ada cerita asal-usul nama dusun Slorok, saat itu dipertigaan timur dusun Mentaraman masih berupa hutan lebat "gung liwang lewung" yang dihuni oleh macan putih, apa bila ada manusia masuk ke situ pasti hilang, maka di pertigaan tersebut diberi pintu dari bambu kalau ada orang pintu itu dibuka-tutup istilah jawanya pintu slorokan, akhirnya desa tersebut disebut dusun Slorok......baca artikel 

Mungkin informasi tambahan kami, untuk memberi keterangan tambahan tentang misteri dusun Mentaraman, tempat diketemukannya arca Dewi Durga.



ARTIKEL POPULER

edisi kusus

edisi kusus
Klik gambar... untuk melihat cerita, silsilah, foto keluarga Darmoredjo