Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa lampau, setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang kembali. Setiap peristiwa meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan sebagai “Saksi” atau “Bukti” bahwa kejadian itu sungguh – sungguh terjadi, Sejarah sangat berperan dalam berbagai hal seperti pada diri sendiri, benda dan sebagainya.
Setiap yang berada di dunia ini mempunyai sejarah yang memang harus diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau akan tetapi sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan pada masa depan, agar dapat berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga menjadi tolak ukur dalam setiap perubahan yang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Setiap sesuatu yang berada saat ini mempunyai cerita atau asal usul dimasa lampau, seperti sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, begitu pula halnya dengan suatu wilayah yang berada di daerah yang terkecil contohnya desa. Sejarah desa/pedesaan saat ini memang sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia, di setiap daerah dan masyarakat yang menempati daerah tersebut, hal ini disebabkan masyarakat yang berada di Desa tidak terlalu mempedulikan sejarah tempat yang mereka tempati.
Akhirnya penulis menggunakan metode penelitian sejarah sederhana sebagai langkah awal untuk menghasilkan suatu kesimpulan kira-kira ada dan kapan peradapan penghuni di sekitar gunung Kawi Malang....?
Langkah pertama yang penulis lakukan adalah mencari dan menemukan sumber-sumber data sejarah yang dibutuhkan. yaitu:a.1. Penemuan Kapak Batu di Desa Palakan MalangPenemuan benda penting ini walaupun usianya sudah tua dalam keadaaan utuh, ada bukti penting pada benda ini karena pada ujung kapak ada yang rompal dan banyak goresan-goresan disebabkan benturan, diduga benda ini saat itu sering digunakan.
Tempat Penemuan :
Di dusun Sukoyuwono, desa Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.
Riwayat penemuan :
Saat itu penulis mendapat informasi dari bapak Sapi'i, warga Gowok, desa Palaan, bahwa di sawahnya ada batu lumpang dalam keadaan terbelah, diperkirakan T 35 cm, L 55 cm, T 45 cm, Besarnya lumpang kalau utuh sedang tergolong tidak besar yang tergeletak di pematang sawah dan posisinya sudah pindah dari tempat aslinya.
Dari data wawancara dengan bapak Pi'i didapatkan informasi bahwa di kisaran area tersebut bapak dan mbahnya pernah bercerita tentang benda kuno berupa (teko, gendok). Untuk "bata" ukuran besar dan "batu kali" ukuran sedang yang berteran dipersawahan dan sering mengganggu orang yang sedang melakukan proses bercocok tanam disawah. Pendapat penulis bata dan batu sungai tersebut dipastikan sudah tertimbun tanah sekitar 1 (satu) meter, yang akhirnya tanahnya diratakan untuk persawahan.
Penggalian data dilakukan didampingi bapak Sapi'i berjalan diradius 250 meter ke utara dari posisi lumpang ada sungai bernama "Kali Kirik", dalam mencari data saat itu kami tidak leluasa karena keadaan tanaman tebu sudah setinggi dan ada sudah di tebang panen, kami menulusuri pematang sambil turun masuk persawahan guna mengambil bata dan batu kali yang terlihat diatas tanah untuk dikumpulkan, setelah terkumpul penulis lakukan pilih dan pilah untuk di analisa. Dari hasil analisa penulis bahwa batu bata besar tersebut "ukuran bata jaman kolonial" jika utuh berkisar 28 x 13 cm dan batu kali tersebut kami temukan dekat sungai, yang bentuknya unik seperti kapak batu. Setelah penulis bersihkan dirumah memang benda tersebut kapak batu (lihat detail di youtube).
Dari penemuan Kapak Batu ini bisa dipastikan bahwa wilayah tepi barat sungai Metro tepatnya di dusun Sukoyuono dan dusun Nggowok, desa Palaan merupakan wilayah masyarakat dan pertanian paling tua (600 tahun sebelum Masehi VI) di kawasan Kabupaten Malang,
Kapak batu yang berbentuk "kotak pipih dan lonjong lacip" ini merupakan bukti dari:
- Peradapan manusia mulai berakhir cara hidup berkelana, menjadi hidup menetap.
- Berangsur-angsurnya terbentuknya kelompok-kelompok orang yang mendiami daerah tertentu, tumbuhnya menjadi masyarakat.
- Mulai mengadakan kehidupan bercocok tanam, mengurangan ketergantungan dari alam
- Mulai adanya beternak binatang piaraan dan menjinakan binatang
1. Buku : Dari Pure Kanjuruhan Menuju Kabupaten Malang, diterbitkan : Pemerintahan Kabupaten Malang Tingkat II Malang, tahun 1984, hal. 4
a.2. Penemuan Lumpang di pinggir sungai Metro
Kami lanjutkan lagi penggalian data sumber sejarah berada utara sungai "kali licir" di desa Palakan. Ditempat ini penulis berhasil menemukan dua lumpang batu terletak di pematang sawah yang jaraknya antara lumpang tersebut berjarak 500 meter.
Penemuan lumpang pertama berada disebelah tikungan pas jalan sawah, tapi posisinya sudah pindah tempat dan P 55 cm x 48 cm x T ...cm, karena pemilik sawah mengecor bawahnya agar tidak hilang. Saat kami beristirahat di ditikungan sambil mencari benda-benda bersejarah disekitarnya, penulis menemukan gumuk kecil di atasnya tumbuh segerombol bambu besar "pring ori" yang letaknya dekat dekat sungai sawah, akhirnya kami coba mendekat, disitu penulis menemukan beberapa pecahan batu bata besar dengan cara menggali terlebih dahulu, dengan ukuran diperkiraan adalah P 38 cm x L 18 cm x T 8 cm.
Untuk penemuan lumpang batu penulis anggap paling sering dan memiliki ukuran rata-rata : P antara 50-70 cm x L 50-70 cm, T 40-60 cm. penemuan antara lain di : desa Ngajum (2 biji), desa Palaan (2 biji) , dusun Tegaron (3 biji) , Desa , Sengguruh (1 biji), Kelurahan Kepanjen (3 biji), desa Trenyang (3 biji), desa jatikerto (2 biji), desa Ngebruk (2 biji), desa Sambigede (2 biji), penarukan (2 biji), di kedungmonggo (1 biji)
lumpang batu merupakan bukti dari:
- Peradapan manusia mulai berakhir cara hidup berkelana, menjadi hidup menetap.
- Berangsur-angsurnya terbentuknya kelompok-kelompok orang yang mendiami daerah tertentu, tumbuhnya menjadi masyarakat.
- Mulai mengadakan kehidupan bercocok tanam dan mulai membuat alat-alat pertanian dan sudah mulai mengelolah makanan dengan alat yang lebih permanen.
Dihari beda penulis melakukan penggalian adanya informasi gua tua di jalur sungai Palaan, dekat sumber air, tepatnya di desa Ngasem, kecamatan Ngajum. Saat menelusuri penulis mencoba mengajak nara sumber informasi untuk mendekat ke gua dan masuk kedalam gua, penunjuk jalan dari orang kampung dekat lokasi menolak, memang penulis sadari bahwa nara-sumber tidak mau. Keterangan mereka bahwa gua itu sudah lama tidak di kunjungi orang kampung sini dan dahulu ada gua itu sering dipakai untuk mencari nomer (togel).
Jaman Batu di Gunung Kawi
0 komentar anda:
Posting Komentar